Selamat Datang

Belajar Metode Ilmiah merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Metode Ilmiah bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog ini merupakan pembaruan dari blog mata kuliah yang sama sebelumnya, yang dimodifikasi untuk ketentuan RPS baru mata kuliah. Untuk semestara blog ini sedang dikembangkan. Mohon berkenan menyampaikan masukan dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Senin, 29 Agustus 2022

1.2. Pengertian dan Proses Metode Ilmiah serta Hubungannya dengan Metode Penelitian

Pada materi 1.1 kita sudah membahas mengenai pengetahuan, pendekatan memperoleh pengetahuan, dan macam ketahuan. Setelah membaca materi tersebut, mudah-mudahan Anda sudah memahami permedaan antara pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) yang merupakan bagian dari pengetahuan. Mudah-mudahan pula Anda sudah memahami hubungan antara pengetahuan dengan informasi dan data yang kemudian menjadi dasar bagi kebijaksanaan yang diperlukan untuk mengambil keputusan bukan hanya secara tepat, tetapi juga secara baik. Pada materi ini kita akan lanjutkan membahas mengenai pengertian dan proses metode ilmiah dan hubungannya dengan metode penelitian.

1.2.1. MATERI KULIAH

1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Pengertian Metode Ilmiah
Istilah metode ilmiah berasal dari kata metode dan kata ilmiah. Kata metode bermakna sama dengan makna kata method dalam bahasa Inggris, yang berasal dari Bahasa Yunani Kuno methodos yang berarti upaya mencari tahu, penyelidikan, atau cara melakukan upaya mencari tahu atau melakukan penyelidikan, tetapi dalam pengertian sekarang ini berarti langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan suatu tugas. Kata ilmiah merupakan kata sifat dari kata ilmu, analog dengan kata scientific dalam Bahasa Inggris yang merupakan kata sifat dari kata science. Kata science dalam Bahasa Inggris berasal dari akhiran -science dalam Bahasa Anglo-Norman yang berasal dari kata Latin scientia yang berarti pengetahuan, kesadaran, pemahaman. Namun demikian, asal kata science masih diperdebatkan, pendapat lain adalah bahwa kata science berasal dari kata skije- atau *skijo- dalam Bahasa Bahasa Proto-Italia yang berarti "mengetahui", yang bisa jadi berasal dari *skh1-ie, *skh1-io dalam Bahasa Proto-Indo-Europa yang berarti "mengiris". 

Pada saat ini, metode ilmiah (scientific method) merupakan istilah yang digunakan dengan makna sebagai langkah berturut-turut, atau serangkaian metode, yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tertentu, dalam hal ini pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau ilmu (science). Sebagai proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, metode ilmiah merupakan proses bertahap dengan langkah-langkah tertentu yang perlu dilakukan untuk memperoleh data guna memecahkan suatu masalah. Di dalam proses tersebut terdapat langkah yang berlaku umum untuk semua bidang ilmu dan langkah khusus yang berlaku untuk bidang ilmu tertentu. Langkah yang berlaku umum adalah langkah untuk memperoleh data, sedangkan langkah yang berlaku khusus adalah cara melakukan uji untuk menjadikan data sebagai informasi yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan. Langkah-langkah metode ilmiah sebagai proses diuraikan lebih lengkap pada bagian berikut ini.

Proses dan Ruang Lingkup Metode Ilmiah
Sebagaimana telah didefinisikan di atas, metode ilmiah pada dasarnya merupakan proses yang terdiri atas langkah berturut-turut yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah yang diperoleh dari melakukan proses dengan langkah berturut-turut tersebut sebenarnya baru berupa data, yang perlu diproses lebih lanjut menjadi informasi, sebelum bisa menjadi pengetahuan. Secara garis besar, proses metode ilmiah terdiri atas langkah-langkah berturut-turut sebagai berikut:
  1. Mengajukan pertanyaan, yaitu pertanyaan mengenai suatu masalah yang perlu untuk dipecahkan secara ilmiah dan tujuan yang ingin dicapai dalam memecahkan masalah tersebut dengan cara membatasinya dari masalah lain yang tidak diteliti (membatasi masalah penelitian, research problem statement)
  2. Melakukan telaahan pustaka  (literature review), yaitu pustaka mengenai hukum dan teori dan hasil penelitian yang perlu dirujuk sebagai dasar untuk mengajukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis agar pertanyaan yang diajukan atau hipotesis yang dirumuskan didasarkan pada bangunan ilmu yang sudah ada. Selain itu juga perlu menelaah pustaka mengenai metode penelitian sebagai dasar menentukan metode yang akan digunakan dalam penelitian.
  3. Merumuskan hipotesis (formulation of hyopthesis), yaitu merumuskan pertanyaan atau masalah sebagai dugaan mengenai cara yang akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. Langkah ini terutama diperlukan jika pemecahan masalah dilakukan secara kuantitatif dengan melakukan analisis statistik inferensial. Jika pemecahan masalah akan dilakukan secara kualitatif atau secara kuantitatif tetapi hanya secara deskriptif maka perumusan hipotesis cukup dilakukan dalam bentuk pertanyaan penelitian.
  4. Menguji hipotesis (hypothesis testing), yaitu merumuskan kriteria penerimaan/penolakan hipotesis yang telah dilakukan yang dilakukan dengan menentukan teknik analisis statistika yang akan digunakan dan keriteria penerimaan/penolakan hipotesis yang akan digunakan. Langkah ini diperlukan hanya jika pemecahan masalah dilakukan dengan melibatkan analisis statistik inferensial.
  5. Mengumpulkan data (data collection) dan menganalisis data (data analysis) hasil pengujian hipotesis sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan, yaitu proses yang dilakukan untuk mengorganisasikan data dan kemudian, bilamana diperlukan, menggunakan analisis statistika inferensial untuk memisahkan galat (error) dari data sehingga dapat diperoleh fakta. Jika analisis data dilakukan secara deskriptif, menentukan simpangan baku (standard error) dari hasil rata-rata yang diperoleh, untuk menentukan seberapa besar memperoleh nilai rata-rata yang dapat diterima seandainya dilakukan pengumpulan data ulang. Jika analisis data dilakukan secara inferensial, menentukan taraf nyata (level of significance) hasil analisis. Jika penelitian dilakukan secara kualitatif maka menganalisis data dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik triangulasi yang merupakan dasar dalam melakukan analisis data kualitatif. Hasil analisis data digunakan sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan.
  6. Melaporkan hasil penelitian (reporting research finding), yaitu dengan cara menuliskan laporan, mempresentasikan hasil penelitian, dan/atau mempublikasikan artikel pada jurnal ilmiah. Khusus untuk mahasiswa, mengkomunikasikan kesimpulan dilakukan dengan menulis skripsi (S1), tesis (S2), atau disertasi (S3) untuk dikomunikasikan secara terbatas melalui ujian, baik ujian tertutup (S1 dan S2) maupun ujian tertutup dan terbuka (S3).
Untuk proses metode ilmiah yang pengujian hipotesisnya dilakukan melalui pelaksanaan percobaan, langkah-langkah yang diuraikan tersebut di atas dilakukan dalam bentuk bagan alir proses sebagaimana disajikan pada Gambar 1.2.1.

Gambar 1.2.1. Langkag-langkah dalam bagan alir proses metode ilmiah (silahkan klik gambar untuk memperbesar). Sumber: Science Buddies (2022)

Gambar 1 menyajikan langkah-langkah proses metode ilmiah melalui pelaksanaan percobaan, langkah-langkah metode ilmiah melalui pelaksanaan dengan cara lain akan sedikit berbeda. Sebagaimana tampak pada langkah-langkah Gambar 1, jika percobaan menghasilkan data sebagaimana yang diharapkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Namun jika data yang dihasilkan tidak sebagaimana yang diharapkan maka percobaan perlu dilakukan ulang. Jika setelah percobaan dilakukan ulang pun ternyata data yang diperoleh belum sebagaimana yang diharapkan maka pertanyaan perlu dirumuskan ulang. Jika hasil analisis data ternyata secara keseluruhan menolak hipotesis nol (menerima hipotesis alternatif) maka dilanjutkan dengan mengkomunikasikan kesimpulan melalui penulisan laporan atau artikel ilmiah. Namun jika analisis data ternyata tidak secara keseluruhan menolak hipotesis nol (menerima hipotesis alternatif) maka mengkomunikasikan hasil perlu disertai dengan menyampaikan saran mengenai bagian mana yang masih memerlukan pengujian hipotesis. Dengan demikian, proses metode ilmiah sebenarnya tidak linier, melainkan melingkar sebagai sebuah proses berulang (ongoing process) (Gambar 1.2.2).

Gambar 1.2.2.. Metode ilmiah buan merupakan proses linier, melainkan sebagai proses berulang

Titik kritis dalam langkah-langkah metode ilmiah di atas adalah penggunaan hasil analisis data untuk mengambil kesimpulan. Dalam hal ini perlu dicamkan benar-benar bahwa yang digunakan sebagai dasar pengambilan adalah hasil analisis data, bukan data mentah sebelum dilakukan analisis. Selain itu, kesimpulan harus merujuk kepada tujuan penelitian. Oleh karena itu, dalam melakukan pembahasan sebagai bagian dari proses merumuskan kesimpulan, yang dibahas adalah hasil analisis data yang terkait dengan tujuan penelitian, bukan lagi kembali membahas data mentah hanya karena hasil analisis data tidak sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang diharapkan.

Tidak semua pengetahuan dapat diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah dan oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah hanya pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Ruang lingkup metode ilmiah mencakup tiga hal, yaitu: (1) pengalaman empirik, (2) cara pikir rasional, dan (3) dilakukan dalam langkah-langkah sistematis. Pengalaman emipirik dalam hal ini adalah pengalaman yang bisa dilihat, bisa didengar, bisa dicium, bisa disentuh, dan bisa dirasakan oleh orang pada umumnya, bukan oleh orang-orang tertentu seperti misalnya orang yang mempunyai indera keenam, orang yang sedang mabuk, orang yang sedang dalam keadaan tidak sadar, dan sebagainya. Cara pikir rasional adalah cara pikir dengan menggunakan logika yang dilakukan oleh orang-orang yang pikirannya juga sedang dalam keadaan normal, bukan yang pikiran yang sedang dalam keadaan mengalami depresi, ketakutan, atau gembira berlebihan. Langkah-langkah sistematis berarti jelas tahap dan urutannya, mana tahap petama, mana berikutnya dan seterusnya, dan bisa diulang oleh siapa saja dengan hasil yang sama, asalkan dilakukan oleh orang dalam keadaan normal terhadap fenomena yang sama dan dengan menggunakan langkah-langkah dan urutan yang sama.

Pengetahuan lain yang tidak diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah oleh karena itu tidak harus dipaksakan menjadi ilmiah. Dengan kata lain, tidak semua macam ilmu yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan yang berbeda harus dikategorikan sebagai ilmu. Bahkan ilmu sekalipun tidak semuanya dapat menerapkan metode ilmiah dengan tingkatan yang sama. Oleh karena itu, ilmu dibedakan menjadi kategori sebagai berikut:
  1. Ilmu-ilmu alam (natural sciences), yaitu ilmu-ilmu yang membangun pengetahuan baru dengan menerapkan metode ilmiah secara penuh karena data dalam bidang ilmu-ilmu tersebut benar-benar merupakan data empirik yang didukung dengan bukti fisik yang sahih dan yang bebas nilai. Contoh bidang ilmu yang termasuk dalam ilmu-ilmu alam adalah fisika, kimia, dan biologi.
  2. Ilmu-ilmu sosial (social sciences), yaitu ilmu-ilmu yang membangun pengetahuan baru dengan menggunakan metode ilmiah yang disesuaikan karena data dalam bidang ilmu tersebut tidak dapat benar-benar merupakan data empirik yang didukung dengan bukti fisik yang sahih, melainkan bisa merupakan data persepsi yang tidak tidak bebas nilai. Contoh bidang ilmu yang termasuk dalam ilmu-ilmu sosial adalah ilmu politik, sosiologi, ilmu pemerintahan, dan ekonomi.
  3. Humaniora (humanities), yaitu ilmu-ilmu yang membangun pengetahuan baru dengan menggunakan metode ilmiah yang disesuaikan secara kasuistik karena data dalam bidang ilmu tersebut tidak dapat benar-benar merupakan data empirik yang didukung dengan bukti fisik yang sahih, melainkan bisa merupakan data persepsi yang tidak tidak hanya bebas nilai melainkan juga terikat pada kondisi yang disepakati secara lokal. Contoh bidang yang termasuk humaniora adalah ilmu bahasa, ilmu budaya, dan ilmu hukum
Ilmu juga dibedakan menjadi ilmu-ilmu murni (pure sciences) dan ilmu-ilmu terapan (applied sciences), keduanya dibedakan sebagai berikut:
  • Ilmu-ilmu murni (basic sciences, pure sciences), mencakup bidang-bidang ilmu alam, ilmu sosial, atau humaniora inti, sebelum bersentuhan dengan bidang-bidang ilmu lain. Contoh ilmu-ilmu terapan adalah fisika murni, sosiologi murni, dan linguistik murni.
  • Ilmu-ilmu terapan (applied sciences), mencakup bidang ilmu yang berkembang dari bidang ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, atau humaniora yang dalam perkembangannya juga melibatkan bidang ilmu lain. Contoh ilmu terapan adalah ilmu pertanian, sosiologi perdesaan, komunikasi lintas budaya, keguruan dan pendidikan.
Sebagaimana dengan pengetahuan yang mempunyai bangunan, ilmu juga demikian. Ilmu dapat bercabang membentuk bidang ilmu baru tersendiri. Contohnya biologi mempunyai banyak cabang, satu di antaranya adalah ekologi (ecology), ecologi juga mempunyai banyak cabang, satu di antaranya adalah ekologi evolusioner (evolutionary ecology). Namun selain bercabang dengan membentuk satu bidang ilmu baru tersendiri, bidang ilmu juga bisa bercabang dan bersama dengan cabang bidang ilmu lain membentuk bidang ilmu baru. Misalnya astronomi (astronomy) dan biologi masing-masing bercabang membentuk bidang ilmu baru astrobiologi (astrobiology). Contoh lainnya adalah cabang biologi yang menggabungkan cabang dari bioteknologi, rekayasa genetika, biologi molekuler, teknik molekuler, biologi sistem, ilmu membran, biofisika, teknik kimia dan biologi, teknik elektronika, teknik komputer, teknik kendali, dan biologi evolusi untuk membentukcabang ilmu terapan baru yang dikenal sebagai biologi sintetis (synthetic biology). Ilmu tidak bercabang sebagaimana sebatang pohon membentuk cabang yang tidak saling bisa menyatu kembali, melainkan bercabang yang bisa menyatu dengan cabang dari bidang ilmu lain. Oleh karena itu, bangunan ilmu sebenarnya tidak berbentuk pohon ilmu dengan cabang-cabang yang tidak pernah menyatu kembali, melainkan lebih berbentuk jejaring ilmu dengan cabang-cabang yang bisa menyatu kembali. Di luar negeri, cabang ilmu sepenuhnya dikembangkan oleh universitas, tetapi di Indonesia masih dikendalikan oleh pemerintah melalui kementerian yang membidangi pendidikan, riset, dan teknologi.

Pengenalan mengenai pangkal, cabang, dan pertemuan beberapa cabang membentuk cabang ilmu baru perlu diketahui dalam melakukan penelitian agar seorang peneliti dapat mengenali batas-batas bidang ilmunya, Bandingkan misalnya bidang ilmu agroteknologi di Fakultas Pertanian dan bidang ilmu peternakan pada Fakultas Peternakan yang merupakan bidang ilmu terapan serta bidang ilmu biologi di Fakultas Sains dan Teknik yang merupakan ilmu murni. Misalnya tiga orang mahasiswa masing-masing dari ketiga bidang ilmu tersebut sama-sama meneliti mengenai belalang kembara (Locusta migratoria subsp. manilensis (Meyen, 1835) (Gambar 1.2.3). Mahasiswa bidang ilmu agroteknologi meneliti belalang kembara sebagai hama yang merugikan pada tanaman serealia, mahasiswa bidang ilmu peternakan meneliti sebagai hama yang merugikan pada padang rumput, tetapi mahasiswa bidang ilmu biologi tidak selayaknya meneliti belalang kembara sebagai hama. Hal ini karena hama merupakan konsep terapan berdasarkan subjektivitas manusia, sedangkan belalang kembara dalam bidang biologi harus dipandang secara objektif tanpa membedakan apakah menguntungkan atau merugikan.

Gambar 1.2.3. Belalang kembara di Pulau Sumba, diteliti sebagai OPT oleh mahasiswa Prodi Agroteknologi dan Prodi Peternakan, bukan sebagai OPT oleh mahasiswa Prodi Biologi, meneliti perlu mengenali batas-batas bidang ilmu

Hubungan Metode Ilmiah dengan Metode Penelitian
Sebagaimana yang telah saya uraikan, metode ilmiah merupakan langkah berturut-turut, atau serangkaian metode, yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tertentu. Jika demikian, bagaimana hubungannya dengan metode penelitian? Bukankah sehari-hari orang menyebut melaksanakan penelitian, atau bahkan sedang melaksanakan riset, bukan sedang melaksanakan metode ilmiah? Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya dipahami terlebih dahulu penelitian, atau yang kini lebih sering disebut riset, itu sebenarnya apa.

Kata penelitian dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata research dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata "recherche" dalam Bahasa Perancis Abad Pertengahan yang berarti "pergi keluar untuk mencari". Kata "research" dalam Bahasa Inggris didefinisikan dalam kaitan dengan pengetahuan sebagai penyelidikan (pengumpulan data) yang dirancang sedemikian sehingga setelah dilakukan analisis (penyidikan) dapat memberikan informasi yang dapat berkontribusi terhadap pengembangan pengetahuan. Saat ini semakin sering digunakan kata riset sebagai kata serapan langsung dari kata research dalam Bahasa Inggris dengan makna yang kurang lebih sama dengan kata penelitian. Dengan memahami bahwa tidak semua pengetahuan adalah ilmu maka dari definisi ini dapat diinterpretasikan bahwa penelitian tidak dilakukan hanya untuk berkontribusi terhadap ilmu, melainkan terhadap pengetahuan pada umumnya. Atau dengan kata lain, metode penelitian mempunyai ruang lingkup yang lebih luas daripada ruang lingkup metode ilmiah.

Hubungan antara metode ilmiah dan metode penelitian juga dapat dimaknai sebagai sebuah struktur awal dan struktur pengembangan. Metode ilmiah merupakan struktur dasar atau fondasi dari metode penelitian. Sebaliknya, metode penelitian merupakan pengembangan dari metode ilmiah untuk bisa digunakan dalam kelompok ilmu di luar kelompok ilmu-ilmu alam sebagaimana yang sudah saya jelaskan di atas. Bahkan metode penelitian juga merupakan pengembangan dari metode ilmiah untuk digunakan bukan hanya dalam ruang lingkup ilmu, melainkan juga dalam memperoleh pengetahuan ilmiah di luar ruang lingkup ilmu, seperti dalam memperoleh pengetahuan rasional (filsafat), pengetahuan religius (agama), dan berbagai pengetahuan lainnya di luar ilmu sebagai pengetahuan ilmiah. Pengembangan dilakukan misalnya dengan memodifikasi pengertian istilah empirik, memperluas cakupan cara pengumpulan data tidak hanya dengan melakukan percobaan, memperluas cara menganalisis data, dan sebagainya. Selain itu, metode penelitin juga mencakup pemberian konteks terhadap metode ilmiah dalam kaitan dengan waktu dan ruang, misalnya kapan dan di mana penelitian dilakukan.

1.2.1.2. Membaca Pustaka
Untuk mendalami materi kuliah, silahkan mengunduh dan membaca buku dari halaman Pustaka. Khusus untuk mendalami materi kuliah 1.2 ini, silahkan baca pustaka sebagai berikut:
Untuk memperoleh pustaka selengkapnya, silahkan klik halaman Pustaka Kuliah dan pilih pustaka dari halaman tersebut untuk diunduh.

1.2.1.3. Kuiz Melaksanakan Kuliah
Setelah membaca materi kuliah dan pustaka luliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan quiz secara mandiri dengan mengklik tautan sebagai berikut:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuiz selambat-lambatnya pada Minggu, 10 September 2023 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa Daftar Lembar Jawaban untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuiz sudah masuk
Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.

1.2.2. TUGAS/PROJEK KULIAH

1.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Minggu, 10 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Minggu, 10 September 2022 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Tugas/Projek
Untuk mempersiapkan mengerjakan projek menyusun proposal penelitian yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa, silahkan melakukan sebagai berikut:
  1. Menentukan minat studi dan topik yang ingin diteliti sesuai dengan minat studi.
  2. Mencari seorang petani di dekat tempat tinggal masing-masing, yang bisa diajak berdiskusi mengenai masalah yang dia hadapi dan sesuai dengan topik yang ingin diteliri. Silahkan lakukan diskusi dengan petani untuk menentukan masalah yang dia hadapi yang kira-kira bisa dijadikan topik penelitian yang sesuai dengan minat studi. Jika setelah berdiskusi ternyata tidak diperoleh topik penelitian yang sesuai, silahkan cari petani lain untuk mendiskusikan hal yang sama. Ulangi sampai menemukan petani yang setelah diajak berdiskusi bisa memperoleh masalah yang dihadapi petani yang sesuai dengan minat studi dan menarik untuk diteliti. Silahkan periksa Daftar Jenis Tanaman Lokal Kota Kupang dan Sekitarnya yang selama ini kurang diteliri oleh mahasiswa Prodi Agroteknologi Faperta Undana untuk Anda pilih. Satu jenis tanaman dapat dipilih oleh beberapa mahasiswa dengan ketentuan topik dan masalah yang akan diteliti berbeda
  3. Mengingat Anda adalah seorang mahasiswa Prodi Agroteknologi, masalah yang dihadapi oleh petani tentu harus berkaitan dengan budidaya tanaman. Berdasarkan pada hasil diskusi tentukan jenis tanaman apa yang terkait langsung dengan masalah yang dihadapi petani dan dapat menjadi tanaman yang akan diteliti. 
  4. Setelah menemukan petani yang setelah berdiskusi dapat dihasilkan topik yang menarik, buat satu kalimat proposisi untuk menjelaskan hubungan apa yang menjadi masalah dalam masalah dihadapi petani dan menarik untuk diteliti.
  5. Dengan menggunakan aplikasi GPS Data, tentukan koordinat BT dan LS rumah petani dan kemudian catat koordinat hasil pengukuran dengan menggunakan aplikasi ColorNote.
  6. Dengan menggunakan aplikasi Open Camera, ambil foto tanaman yang terkait dengan masalah yang didiskusikan dengan petani yang menunjukkan masalah sebagaimana yang dituliskan sebagai jawaban terhadap pertanyaan nomor 3.
Selahkan menggunakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan 1-5 untuk mengerjakan Laporan Projek Kuliah.

1.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, 5 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Projek Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 10 September 2022 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 28 Agustus 2022, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
 

68 komentar:

  1. Mohon menjelaskan dengan singkat bagaimana perkembangan ilmu-ilmu murni dan ilmu-ilmu terapan,terkhususnya di Indonesia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berdasarkan literatur yang saya baca menurut Makalah Abdul Wahap (IKIP Malang) dengan Judul Perkembangan Kajian Linguistik Di Indonesia, Perkembangan ilmu murni dan terapan misalnya untuk imu linguistik baik itu linguistik murni maupun terapan berkembang di Indonesia dilihat dari laporan penelitian kebahasaan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk dua kurun waktu yang berbeda. Yang pertama laporan penelitian pada tahun 1984-1989 dan yang kedua pada tahun 1994-1999. Untuk kurun waktu yang pertama didapatkan 99 laporan penelitian dari 22 perguruan tinggi (Universitas dan IKIP) ditambah dengan laporamn penelitian yang dikelola oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di Jakarta dan memperoleh hasil 132 aspek linguistik. Sepuluh tahun kemudian untuk kurun waktu 1994-1999 dari sumber yang relatif sama terdapat kenyatan bahwa kajian linguistik di Indonesia tidak menunjukan adanya perubahan atau perkembangan dikarenakan menurut Profesor Soenjono Dardjowidjojo opada tahun 1988 antara lain kualifikasi penelitian, keterbatasan aspek yang diteliti, lemahnya landasan teoritis, unsur budaya yang tak menunjang, infrastruktur yang tak mendukung, rekognisi yang tak terkait, dana yang tak memadai, bekal pengetahuan peneliti yang kurang, perpuystakaan yang ketinggalan zaman, dan sebagainya.

      Sekian dari saya jika ada kekeliruan silahkan diperbaiki
      Terima kasih

      Hapus
    2. Seperti yang kita ketauhi bahwa Ilmu pengetahuan murni (BASIC SCIENCE: Fisika, Matematika, Kimia, dan Biologi) dan teknologi/terapan/rekayasa merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.
      Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat.
      Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan murni adalah penelitian dan studi di bidang struktur inti atom.

      Hapus
    3. Perkembangan ilmu-ilmu murni dan terapan di Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Ilmu-ilmu murni, seperti fisika, kimia, dan biologi, terus berkembang melalui penelitian dan kolaborasi internasional. Di sisi lain, ilmu-ilmu terapan seperti teknik, kedokteran, dan teknologi informasi juga mengalami pertumbuhan signifikan, didukung oleh peningkatan pendidikan dan investasi dalam riset dan industri. Meskipun ada tantangan, seperti kurangnya dana penelitian dan infrastruktur, Indonesia terus berupaya mengembangkan potensi ilmiahnya.

      Hapus
  2. Pada link tautan https://www.sciencebuddies.org/science-fair-projects/science-fair/steps-of-the-scientific-method, pada bagian akhir dinyatakan bahwa untuk mendapatkan suatu pengetahuan peneliti seringkali melewati atau melangkahi prosedur metode ilmiah karena faktor tertentu , mohon dijelaskan mengenai faktor faktor yang membuat ilmuan dapat melewati urutan langkah metode ilmiah tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Faktor-faktor yang membuat ilmuan dapat melewati urutan langkah metode ilmiah:
      A. Memperhatikan kriteria metode ilmiah
      Dalam melewati urutan langkah metode ilmiah para ilmua harus memperhatikan kriteria metode ilmiah dengan benar. Kriteria metode ilmiah yang benar akan membantu ilmuan dalam melewati urutan langkah metode ilmiah, hingga mendapatkan penggetahuan ilmiah.
      B. Adannya Suatu masalah dapat berupa gejala alam atau gejala sosial yang menarik perhatian seseorang ilmuwan peneliti yang menggugahnya untuk diselami lebih lanjut.
      C. Adanya banyak landasan berpikir yang tersedia, hal ini memungkinkan banyak pula peluang untuk mengembangkan hepotesis dari ilmuan. Di samping itu memberi identitas kepada ilmuan dalam spesifikasi tingkat keaslian penelitiannya yang membedakannya dari penelitian-penelitian terdahulu.

      Hapus
  3. Dalam proses metode ilmiah, langkah yang keempat yaitu menguji hipotesis dimana langkah ini hanya bisa dilakukan dengan teknik analisis statistika yang jika hipotesisnya dilakukan secara kuantitatif (langkah ketiga). Bagaimana cara menguji hipotesis,jika hipotesisnya dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif deskriptif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk menjawab pertanyaan ini akan saya mulai dengan pengertian hipotesis deskriptif.Pengertian hipotesis deskriptif merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara pada suatu masalah deskriptif, yakni yang memiliki hubungan dengan suatu variabel tunggal atau mandiri.
      Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis deskriptif, seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptkan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian. Jika sebuah hipotesis telah teruji kebenarannya, maka hipotesis akan disebut teori.Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel.Variabel bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis deskriptif tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan dua variabel atau lebih.
      Dan seperti yang telah dijelaskan pada materi pada bagian langkah-langkah proses metode ilmiah,cara merumus hipotesis,jika hipotesisnya dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif deskriptif adalah dengan cukup dilakukan dalam bentuk pertanyaan penelitian.Sehingga untuk menguji hipotesisnya dapat dilakukan dengan membuktikan kebenaran
      hipotesis tersebut dengan cara seorang peneliti dapat dengan sengaja menciptakan suatu gejala,seperti penjelasan di atas.

      Hapus
  4. Pengetahuan lain yang tidak diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah oleh karena itu tidak harus dipaksakan menjadi ilmiah. Dengan kata lain, tidak semua macam ilmu yang diperoleh dengan menggunakan pendekatan yang berbeda harus dikategorikan sebagai ilmu.
    Disini Saya akan ber tanya mengapa ilmu sekalipun tidak semuanya dapat menerapkan metode ilmiah dengan tingkatan yang sama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di dalam metode ilmiah semua ilmu tidak sama karena dalam metode ilmiah tersebut berguna untuk memastikan penelitian mengenai masalah, mempelajari kasus dan mendapatkan hasil yang sesuai. Jadi dalam metode ilmiah tesebut ilmu tidak sama.

      Hapus
  5. Mohon dijelaskan mengapa ketika eksperimen langsung tidak memungkinkan, para ilmuwan memodifikasi metode ilmiah kemudian kenapa ketika dimodifikasi, tujuannya (dan banyak langkahnya) tetap sama?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Ketika eksperimen langsung tidak memungkinkan, para ilmuwan memodifikasi metode ilmiah agar mereka dapat mengumpulkan data dan memahami fenomena yang mereka teliti dengan cara lain. Modifikasi tersebut bisa melibatkan penggunaan model matematika, eksperimen terkontrol dalam lingkungan laboratorium, atau analisis data dari sumber yang ada.

      Meskipun metode ilmiah dimodifikasi, tujuannya tetap sama, yaitu untuk mengembangkan pemahaman ilmiah yang valid dan dapat diandalkan tentang alam. Langkah-langkahnya tetap mengikuti prinsip-prinsip dasar, termasuk observasi, perumusan hipotesis, eksperimen atau pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Tujuan utama tetap menjadi memahami fenomena alam secara sistematis dan obyektif. Dengan mempertahankan prinsip-prinsip ini, para ilmuwan dapat mencapai pengetahuan yang akurat dan dapat diuji ulang, meskipun metodenya dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kendala eksperimen yang dihadapi.

      Hapus
  6. Tidak semua pengetahuan dapat diperoleh dengan mengunakan metode ilmiah dan oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah ilmiah.
    Mohon jelaskan dan berikan contoh, Apa yang mendasari suatu pengetahuan diperoleh tanpa adanya metode ilmiah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengetahuan adalah suatu yang kita dapatkan setelah mendapatkan data dan informasi, metode yang digunakan juga merujuk pada keilmiahan Data dan informasi yanh didapatkan.

      Hapus
  7. Baik disini saya atas nama Maria Oktaviana Anjeli ( 2004060020 ) . Dalam materi sudah dijelaskan bahwa penelitian tidak dilakukan hanya untuk berkontribusi terhadap ilmu ,melainkan terhadap pengetahuan pada umumnya dengan kata lain metode penwlitian mempunyai ruang lingkup yang lebih luas daripada ruang lingkup metode ilmiah.Baiki disini saya mau bertnya berikan penjelasan atau jelaskan langkah-langakah apa saja yang terdapat pada prose dan ruang lingkuo metode penelitian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ruang lingkup merupakan penjelasan mengenai batasan sebuah subjek yang ada di dalam sebuah masalah.Saat penelitian berlangsung, ruang lingkup bisa diartikan sebagai batasan masalah yang digunakan, jumlah subjek yang diteliti, materi yang dibahas, luas tempat penelitian, dan lain sebagainya. Ruang lingkup penelitian ini sangat penting karena bisa berpengaruh pada keabsahan dari sebuah penelitian. Sementara di dalam arti khusus, ruang lingkup adalah sebuah metode yang digunakan untuk pembatasan ilmu yang akan dikaji.Sehingga, hal itu dapat menciptakan batasan materi yang dapat membuat masalah ataupun subjek yang diteliti dapat lebih tepat guna, fokus, terarah, dan mempunyai sisi keaslian.
      Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam cara membuat ruang lingkup dalam metode penelitian:
      a. Batasi permasalahan sesuai dengan kemampuan Anda.
      b. Sesuaikan ruang lingkup penelitian dengan kondisi data dan fakta yang ada di lapangan.
      c. Teliti dengan benar semua permasalahan yang diangkat.
      d. Usahakan permasalahan yang diteliti memiliki daya tarik dan manfaat yang dapat dirasakan oleh pembaca.

      Hapus
    2. Priska Rindu(2004060068)
      Baik Saya akan menjawab pertanyaan dari teman Anjeli
      Ruang lingkup merupakan penjelasan mengenai batasan sebuah subjek yang ada di dalam sebuah masalah. Jika diartikan secara luas, ruang lingkup merupakan sebuah batasan. Batasan yang dimaksud disini dapat berupa faktor yang diteliti seperti halnya materi, waktu, tempat, dan lain sebagainya. Sedangkan makna dalam arti yang sempit, ruang lingkup adalah suatu hal atau materi. Sementara itu, menurut wiktionary, ruang lingkup adalah besaran subjek yang tercakup.
      Saat penelitian berlangsung, ruang lingkup bisa diartikan sebagai batasan masalah yang digunakan, jumlah subjek yang diteliti, materi yang dibahas, luas tempat penelitian, dan lain sebagainya. Ruang lingkup penelitian ini sangat penting karena bisa berpengaruh pada keabsahan dari sebuah penelitian. Sementara di dalam arti khusus, ruang lingkup adalah sebuah metode yang digunakan untuk pembatasan ilmu yang akan dikaji. Misalnya saja, ilmu filsafat memiliki cakupan filsafat dasar, filsafat epistemologi, filsafat ontologi, filsafat aksiologi, logika, etika, hermeneutika, dan juga estetika.
      Di tiap kategori dapat dijelaskan setiap ruang lingkupnya. Misalnya saja yaitu filsafat aksiologi memiliki batasan cakupan etika deskriptif, etika normatif, dan juga estetika deskriptif serta estetika normatif. Contohnya yaitu materi filsafat dasar. Adapun pengertian filsafat adalah sebuah ilmu yang mengkaji mengenai cara berpikir secara benar dan juga bijaksana. Seperti yang kita tahu bahwa cara berpikir itu ada banyak sekali jenisnya. Sehingga memerlukan pengetahuan mengenai apa saja batasan tentang cara berpikir itu sendiri.
      Cara Menentukan Ruang Lingkup Penelitian: Batasan Masalah,Sesuaiakan dengan keberadaan Data,Memahami Penelitian dan juga Masalah yang diambil mempunyai urgensi dan daya tarik.
      Mungkin sekian dari saya.

      Hapus
  8. Priska Rindu(2004060068)
    Dari materi yang telah dijelaskan diatas tentang proses dan Ruang Lingkup metode Ilmiah,saya ingin bertanya dri penjelasan yang dipaparkan menurut teman-teman adakah kendala-kendala tertentu dari beberapa proses yang sudah dijelaskan?
    Terima kasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Menurut saya tentu saja ada kendala-kendala tertentu yang akan dihadapi, contohnya sudah terdapat dalam materi yang kita pelajari yaitu :
      Dalam menguji hipotesis, untuk proses metode ilmiah yang pengujian hipotesisnya dilakukan melalui pelaksanaan percobaan, menyajikan langkah-langkah proses metode ilmiah melalui pelaksanaan percobaan, langkah-langkah metode ilmiah melalui pelaksanaan dengan cara lain akan sedikit berbeda. Jika percobaan menghasilkan data sebagaimana yang diharapkan maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data. Namun jika data yang dihasilkan tidak sebagaimana yang diharapkan maka percobaan perlu dilakukan ulang. Jika setelah percobaan dilakukan ulang pun ternyata data yang diperoleh belum sebagaimana yang diharapkan maka pertanyaan perlu dirumuskan ulang. Jika hasil analisis data ternyata secara keseluruhan menolak hipotesis nol (menerima hipotesis alternatif) maka dilanjutkan dengan mengkomunikasikan kesimpulan melalui penulisan laporan atau artikel ilmiah. Namun jika analisis data ternyata tidak secara keseluruhan menolak hipotesis nol (menerima hipotesis alternatif) maka mengkomunikasikan hasil perlu disertai dengan menyampaikan saran mengenai bagian mana yang masih memerlukan pengujian hipotesis.
      Selain itu titik kritis dalam langkah-langkah metode ilmiah di atas adalah penggunaan hasil analisis data untuk mengambil kesimpulan. Dalam hal ini perlu dicamkan benar-benar bahwa yang digunakan sebagai dasar pengambilan adalah hasil analisis data, bukan data mentah sebelum dilakukan analisis. Oleh karena itu, dalam melakukan pembahasan sebagai bagian dari proses merumuskan kesimpulan, yang dibahas adalah hasil analisis data, bukan lagi kembali membahas data mentah hanya karena hasil analisis data tidak sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang diharapkan.

      Hapus
  9. Kenapa ilmu sekalipun tidak semuanya dapat menerapkan metode ilmiah dengan tingkatan yang sama ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena adanya penelitian non-ilmiah yang tidak menerapkan metode ilmiah karena penelitian yang dilakukan tidak secara sistematik, data yang dikumpulkan juga secara subjektif yang sarat dengan muatan emosi dan perasaan dari si peneliti.

      Hapus
  10. Apakah metode ilmiah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik saya Junior Mandiri Pratama Asbanu ingin mencoba menjawab pertanyaan dari teman Muhammad Rizky Pohan mengenai, apakah metode ilmiah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu?, menurut saya benar adanya bahwa metode ilmiah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu karena metode ilmiah sendiri dituntuk untuk terus berkembang yang menyesuaikan dengan perkaambangan zaman dan ilmu pengentahuan. Terima kasih

      Hapus
    2. Menurut saya metode ilmiah mengalami perkembangan dari waktu ke waktu karena metode ilmiah dipaksa untuk berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu serta pengetahuan yang terus berkembang juga.

      Hapus
    3. Ya, metode ilmiah terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan mencakup banyak hal seperti
      Kemajuan teknologi telah memberikan alat dan metode yang lebih canggih untuk mengumpulkan data dan melakukan eksperimen. Contohnya adalah perkembangan teknologi komputer, laboratorium, dan instrumen ilmiah yang semakin canggih.

      Hapus
  11. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan proses yang terdiri atas langkah berturut-turut yang perlu dilakukan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah yang diperoleh dari melakukan proses dengan langkah berturut-turut tersebut sebenarnya baru berupa data, yang perlu diproses lebih lanjut menjadi informasi, sebelum bisa menjadi pengetahuan. Secara garis besar, proses metode ilmiah terdiri atas langkah-langkah berturut-turut, nah pertanyaan saya apakah mungkin untuk melewatkan salah satu dari langkah metode ilmiah untuk mendapatkan hasil yang sama seperti menggunakan semua langkah-langkah yang ada?

    BalasHapus
  12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  13. Menurut saya, memang terdapat perbedaan dalam kedua proses ini, dimulai dari pengujian hipotesis melalui percobaan yang menghasilkan data percobaan, sedangkan hasil dari proses analisis data akan dibuat kesimpulan untuk menjawab hipotesis tersebut. Perbedaanya jelas dari output prosesnya, yaitu pengujian hipotesis outputnya adalah data percobaan sedangkan analisis data outputnya adalah hasil analisis yang menjadi dasar dibuatnya kesimpulan.
    Mohon dikoreksi apabila terdapat kesalahan, terima kasih

    BalasHapus
  14. Dalam materi sudah dijelaskan bahwa tidak semua macam ilmu yang diperoleh menggunakan pendekatan yang berbeda harus dikategorikan sebagai ilmu dan ilmu sekalipun tidak semua dapat menerapkan metode ilmiah dengan tingkatan yang sama. Pertanyaan saya mengapa tidak semua ilmu dapat menerapkan metode ilmiah dengan tingkatan yang sama? Dan ilmu yang sudah diperoleh menggunakan pendekatan yang berbeda mengapa tidak dikategorikan sebagai ilmu?

    BalasHapus
  15. Bagaimana kita dapat mengetahui jika sebuah hipotesis dapat di terima atau ditolak?.Jika sedang menguji hipotesis dan hipotesis tersebut menolak apakah akan melakukan pengujian ulang atau tetap menggunakan penolakan hipotesis tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara kita mengetahuinya yaitu 1. Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 2. Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
      jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar atau hipotesis di tolak berarti penelitian dilakukan salah dan hal yang harus di lakukan adalah melakukan uji ulang percobaan.

      Hapus
    2. Untuk mengetahui apakah sebuah hipotesis dapat di terima atau ditolak bisa diketahui pada saat membuat kesimpulan. Data yang diperoleh dianalisis lalu dibandingkan dengan hipotesis untuk melihat apakah hipotesis itu benar atau salah. Setelah dianalisis dan ditemukan hasilnya tidak sesuai dan terjadi perbedaan pada variabel kontrol maka hipotesis ditolak dan harus melakukan penelitian ulang. Tujuan dilakukan penelitian ulang yaitu untuk memastikan apakah hasil sudah objektif atau belum. Sekian dari saya,apabila ada kesalahan mohon di koreksi.. Terima kasih

      Hapus
  16. Apakah saat kita menguji kebenaran suatu ilmu yang sudah ada itu juga bisa disebut penelitian ? Jika Ya apa alasannya?

    BalasHapus
  17. Yang jelas berbeda,hipotesis percobaan itu dugaan sementara yang artinya kita melakukan percobaan,kalau analisis data itu,kita mengolah data yang di didapatkan dari percobaan.Artinya sudah melakukan percobaan.

    BalasHapus
  18. Pertanyaan saya terkait persyaratan apa saja yang harus dipenuhi dalam menyusun metode ilmiah? Mohon penjelasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syarat yang dipenuhi dalam menyusun metode ilmiah adalah metode ilmiah yang disusun harus memuat hal-hal di bawah ini.
      - Fakta. Yang pasti setiap tahapan dari metode ilmiah harus bisa tertangkap oleh akal atau data yang terbukti dan sudah menjadi suatu kenyataan.
      - Analitik.
      - Tanpa Prasangka.
      -Konsisten.
      -Objektif.
      - Operasional.
      - Sistematis.
      -Merumuskan masalah

      Hapus
  19. Coba dijelaskan mengenai metode penelitian juga mencakup pemberian konteks terhadap metode ilmiah dalam kaitan dengan waktu dan ruang, misalnya kapan dan di mana penelitian dilakukan.
    Terimakasih

    BalasHapus
  20. Apa hubungan metode ilmiah dengan metode penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yaitu Penelitian merupakan salah satu tahap dari serangkaian tahapan metode ilmiah.

      Hapus
  21. Apakah para ilmuwan benar-benar menggunakan metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Ya, para ilmuwan umumnya menggunakan metode ilmiah dalam pekerjaan mereka. Metode ilmiah adalah pendekatan sistematis untuk memahami fenomena alam melalui pengamatan, perumusan hipotesis, pengujian eksperimen atau penelitian, dan analisis data. Metode ini membantu mereka mencari jawaban atas pertanyaan ilmiah, menguji hipotesis, dan memvalidasi temuan mereka. Dengan menggunakan metode ilmiah, para ilmuwan berusaha untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia fisik dan biologis serta menjaga ketidakberpihakan dalam penelitian mereka.

      Hapus
  22. Bagaimana metode ilmiah menciptakan landasan yang kuat untuk merancang dan menjalankan penelitian ilmiah yang valid?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam metode Ilmiah untuk menciptakan landasan yang kuat untuk merancang dan menjalankan penelitian ilmiah dengan memperhatikan langkah-langkah yang berturut-turut yaitu:
      1. Mengajukan pertanyaan
      2. Melakukan telaahan pustaka (literature review)
      3. Merumuskan hipotesis (formulation of hyopthesis)
      4. Menguji hipotesis (hypothesis testing)
      5. Mengumpulkan data (data collection) dan menganalisis data (data analysis) hasil pengujian hipotesis sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan
      6. Melaporkan hasil penelitian (reporting research finding)

      Hapus
  23. Mengapa teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu pengetahuan murni, dan sebaliknya mengapa ilmu pengetahuan membutuhkan teknologi untuk menyediakan fasilitas dan peralatan penelitian yang akurat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Teknologi dan ilmu pengetahuan murni saling terkait dan mendukung perkembangan satu sama lain. Berikut adalah beberapa alasan mengapa keduanya saling membutuhkan:
      Teknologi Memungkinkan Penelitian Lebih Lanjut: Tanpa teknologi, penelitian dalam ilmu pengetahuan murni akan terbatas. Teknologi memberikan alat dan metode yang diperlukan untuk mengumpulkan data, melakukan eksperimen, dan menganalisis hasilnya. Misalnya, mikroskop elektron memungkinkan ilmuwan untuk mengamati struktur atom dan molekul dengan detail tinggi.
      Ilmu Pengetahuan Murni Mengilhami Inovasi Teknologi: Penemuan dalam ilmu pengetahuan murni sering kali menjadi dasar bagi pengembangan teknologi baru. Contohnya, pemahaman tentang sifat elektron dalam fisika dasar telah memungkinkan pengembangan perangkat elektronik seperti komputer dan ponsel pintar.
      Peralatan Penelitian yang Akurat: Teknologi menyediakan peralatan penelitian yang akurat dan canggih, seperti spektrometer massa, teleskop luar angkasa, atau superkomputer. Ini diperlukan untuk melakukan penelitian yang mendalam dan kompleks dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

      Hapus
  24. Tidak semua pengetahuan dapat diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah dan oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah ilmiah. Mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena pengetahuan ilmiah adalah hanya pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah. Ruang lingkup metode ilmiah mencakup tiga hal, yaitu: (1) pengalaman empirik, (2) cara pikir rasional, dan (3) dilakukan dalam langkah-langkah sistematis.

      Hapus
  25. Bagaimana metode ilmiah memastikan keobjektifan dan validitas penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metode ilmiah adalah pendekatan sistematis yang digunakan untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah yang dapat dipercaya dan diandalkan. Untuk memastikan keobjektifan dan validitas penelitian, ada beberapa langkah dan prinsip penting yang harus diikuti dalam proses penelitian ilmiah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu memastikan keobjektifan dan validitas penelitian:

      Perumusan Pertanyaan Penelitian:

      Mulailah dengan merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas, spesifik, dan terukur.
      Pastikan pertanyaan penelitian tidak bias atau mengarah pada jawaban tertentu.
      Tinjauan Pustaka:

      Lakukan penelitian literatur untuk memahami apa yang sudah diketahui tentang topik penelitian Anda.
      Tinjau literatur dengan kritis dan evaluasi metode yang digunakan dalam penelitian sebelumnya.
      Perancangan Penelitian:

      Rancang penelitian dengan baik, termasuk pemilihan metode penelitian, sampel penelitian, dan instrumen pengumpulan data.
      Pastikan bahwa metode yang Anda pilih sesuai dengan pertanyaan penelitian Anda dan dapat menghasil

      Hapus
  26. Mengapa metode penelitian mempunyai ruang lingkup yang lebih luas daripada ruang lingkup metode ilmiah?

    BalasHapus
  27. Metode penelitian mencakup berbagai pendekatan dan teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam berbagai konteks, sementara metode ilmiah adalah salah satu jenis metode penelitian yang lebih terfokus pada pendekatan ilmiah untuk menguji hipotesis dan memvalidasi teori dalam penelitian ilmiah. Metode penelitian lebih luas dalam cakupannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Metode penelitian memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada metode ilmiah karena metode penelitian mencakup berbagai teknik, pendekatan, dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data dalam berbagai disiplin ilmu. Metode penelitian tidak terbatas pada metode ilmiah saja, tetapi juga mencakup metode-metode lain seperti metode kualitatif, kuantitatif, eksperimental, survei, studi kasus, dan sebagainya.

      Di sisi lain, metode ilmiah adalah bagian dari metode penelitian yang fokus pada pendekatan sistematis untuk menguji hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian dengan menggunakan observasi, pengukuran, dan eksperimen. Meskipun metode ilmiah adalah bagian penting dari metode penelitian, ruang lingkup metode penelitian lebih luas karena mencakup berbagai metode lain yang mungkin tidak selalu mengikuti pendekatan ilmiah yang ketat.

      Hapus
  28. Dalam proses metode ilmiah, langkah yang keempat yaitu menguji hipotesis dimana langkah ini hanya bisa dilakukan dengan teknik analisis statistika yang jika hipotesisnya dilakukan secara kuantitatif (langkah ketiga). Bagaimana cara menguji hipotesis,jika hipotesisnya dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif deskriptif?

    BalasHapus
  29. Bagaimana peran metode ilmiah dalam penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentukan topik penelitian.
      Identifikasi sumber-sumber relevan.
      Evaluasi kredibilitas sumber.
      Ringkas dan analisis informasi penting.
      Susun tinjauan pustaka secara terstruktur.
      Cantumkan sumber dengan benar menggunakan format yang sesuai

      Hapus
  30. Bagaimana metode ilmiah berhubungan dengan metode penelitian? Apakah metode ilmiah adalah bagian dari metode penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hubungan antara Metode Ilmiah dan Metode Penelitian:
      Metode ilmiah adalah komponen yang penting dari metode penelitian. Ketika seorang peneliti merancang studi penelitian, mereka akan menerapkan metode ilmiah untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mereka atau menguji hipotesis.

      Hapus
  31. Bagaimana ilmu-ilmu alam membedakan diri dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora dalam penggunaan metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ilmu-ilmu alam membedakan diri dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora dengan menggunakan metode ilmiah secara penuh. Mereka berfokus pada pengumpulan data empirik yang berdasarkan bukti fisik yang sahih dan bebas nilai. Metode ilmiah yang diterapkan dalam ilmu-ilmu alam sangat ketat dan terstandarisasi, dan penelitian mereka sering kali dapat direplikasi dengan mudah.

      Hapus
    2. Perbedaan antara ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora dalam penggunaan metode ilmiah dapat diringkas sebagai berikut:

      - Ilmu Alam: Fokus pada fenomena alam, data kuantitatif, dan eksperimen.
      - Ilmu Sosial: Memeriksa perilaku sosial, data kualitatif dan survei umum.
      - Humaniora: Menganalisis makna budaya, data deskriptif, dan interpretasi teks.

      Hapus
  32. Apa tujuan dari langkah merumuskan hipotesis dalam metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tujuan dari langkah merumuskan hipotesis adalah untuk mengidentifikasi dugaan atau rencana yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau memecahkan masalah. Ini membantu dalam merinci langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian untuk mencapai hasil yang diinginkan.

      Hapus
  33. Apa perbedaan antara analisis data deskriptif dan analisis data inferensial dalam metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Analisis data deskriptif bertujuan untuk mengorganisasi dan menjelaskan data yang dikumpulkan, seperti menghitung rata-rata atau simpangan baku. Sementara itu, analisis data inferensial digunakan untuk mengambil kesimpulan lebih lanjut berdasarkan data yang dikumpulkan, dengan menentukan apakah ada hubungan yang signifikan atau tidak antara variabel-variabel tertentu dalam populasi yang lebih besar. Analisis data inferensial menggunakan teknik statistik untuk tujuan ini.

      Hapus
  34. Mohon menjelaskan dengan sederhana hubungan metode ilmiah dengan metode penelitian.

    BalasHapus