Selamat Datang

Belajar Metode Ilmiah merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Metode Ilmiah bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog ini merupakan pembaruan dari blog mata kuliah yang sama sebelumnya, yang dimodifikasi untuk ketentuan RPS baru mata kuliah. Untuk semestara blog ini sedang dikembangkan. Mohon berkenan menyampaikan masukan dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Minggu, 04 September 2022

2.2. Sarana dan unsur yang Diperlukan untuk Menerapkan Metode Ilmiah dalam Penelitian

Pada materi kuliah 2.1 sudah dibahas bahwa penerapan metode ilmiah dilakukan secara berbeda-beda dalam penelitian, bergantung pada tujuan, tugas, macam, kategori, dan paradigma atau pandangan ilmiah penelitian. Terlepas dari perbedaan dalam penerapan metode ilmiah tersebut, diperlukan sarana dan unsur yang sama dalam menerapkan metode ilmiah dalam melakukan penelitian dengan tujuan, tugas, macam, kategori, dan paradigma atau pandangan ilmiah yang berbeda-beda tersebut. Pada materi ini kita akan membahas sarana dan unsur penelitian tersebut, terutama dalam kaitan dengan pengumpulan data yang merupakan bahan baku utama penelitian.

2.2.1. MATERI KULIAH

2.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Apa Itu Sarana dan Unsur Penelitian 
Istilah sarana dan unsur penelitian digunakan di sini dengan merujuk kepada istilah yang sama yang digunakan oleh Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya Fiksafat Ilmu: Sebuah Pengantar. Sebagaimana diuraikan dalam buku tersebut, sarana merupakan sesuatu yang tidak digunakan secara langsung sebagaimana halnya alat dan bahan penelitian, tetapi sangat diperlukan agar penelitian dapat dilakukan dengan semestinya. Pada pihak lain, unsur merupakan sesuatu yang ada dalam dan menjadi bagian penting penelitian, meskipun sering kali kurang disadari keberadaannya. Termasuk sebagai sarana adalah: (1) penalaran (reasoning) dan (2) bahasa (language), sedangkan sebagai unsur adalah: (1) konsep (concept) dan (2) proposisi (proposition).

Penalaran (reasoning) merupakan kapasitas untuk secara sadar menggunakan logika tertentu untuk menyimpulkan sesuatu berdasarkan informasi yang sudah ada maupun yang baru untuk tujuan memberikan penjelasan dan/atau menyelesaikan suatu masalah. Reasoning berasal dari kata dasar reason, yang dalam Bahasa Inggris juga dapat berarti alasan. Penalaran dalam penelitian dituangkan dalam bahasa sebagai sarana untuk mengkomunikasikan masalah, proses, dan hasil penelitian. Tanpa kemampuan menggunakan bahasa dengan benar dan baik, penalaran tidak akan dapat dikomunikasikan secara utuh. Sementara itu, konsep (concept) merupakan definisi atau keterangan mengenai sesuatu secara abstrak. Bagaimana sesuatu didefinisikan atau diterangkan dalam penelitian disebut konseptualisasi (conceptualization). Konsep juga disebut abstraksi karena definisi atau keterangan mengenai sesuatu dilakukan atas dasar generalisasi atas sejumlah karakteristik mengenai sesuatu tersebut. Konsep yang bersifat abstrak juga disebut konstruk (construct) karena secara sengaja dikonstruksi untuk tujuan penelitian. Dalam penelitian, suatu konsep dihubungkan dengan konsep lain menjadi sebuah proposisi.

Sarana Penelitian
Sebagaimana sudah disebutkan di atas, penalaran merupakan sarana yang diperlukan dalam penelitian. Penalaran dilakukan melalui proses berpikir (thinking) dan kognisi (cognition) dengan menggunakan intelek (intellect) untuk menghasilkan suatu argumen (argument) logis dan sahih. Dalam hal ini, berpikir merupakan proses mengetahui sesuatu secara abstrak tanpa harus melibatkan panca indera, kognisi merupakan proses untuk memahami sesuatu dengan cara berpikir, menggunakan panca indera, dan pengalaman, dan intelek merupakan kemampuan seseorang untuk mengenali, membandingkan, dan menghubungkan sesuatu. Penalaran pada awalnya dibedakan menjadi penalaran logis (logical reasoning) dan penalaran intuitif (intuitive reasoning). Penalaran logis dilakukan secara deduktif (deductive reasoning) dan inductif (inductive reasoning), tetapi kemudian ditambah dengan penalaran abduktif (abductive reasoning), semuanya dilakukan dengan cara berpikir kritis (critical thinking). Penalaran yang diperlukan dalam penelitian terutama adalah penalaran logis.

Penalaran deduktif merupakan proses argumentasi untuk menghasilkan kesimpulan berdasarkan pada suatu pernyataan sudah diketahui benar atau salah sehingga dapat dihasilkan kesimpulan benar atau salah. Pernyataan yang sudah diketahui benar atau salah dalam suatu argumen disebut premis, terdiri atas premis mayor dan premis minor. Penarikan kesimpulan dalam proses penalaran logis dilakukan dengan menggunakan prosedur jika (mengenai premis) dilanjutkan dengan maka (mengenai kesimpulan) dengan menggunakan aturan pengambilan kesimpulan:
  1. Modus ponens (the law of detachment, hukum pemisahan), dalam bentuk pernyataan kondisional sebagai premis mayor (P-->Q), di mana P merupakan anteseden sebagai premis minor untuk menghasilkan pernyataan Q sebagai kesimpulan. Contoh: Jika di pegunungan turun hujan (P), maka sungai akan banir (P-->Q). Di pegunungan turun hujan, karena itu sungai banjir. Aturan pengambilankesimpulan ini berisiko menghasilkan kesimpulan salah jika yang digunakan sebagai kesimpulan adalah anteseden: Jika John adalah seorang pemuda maka ia berjenis kelamin laki-laki. John berjenis kelamin laki-laki, karena itu ia seorang pemuda. Kesalahan penyimpulan ini lazim disebut kesalahan penyimpulan mengafirmasi akibat (affirming the consequent), kesalahan penyimpulan terbalik (converse error), kesalahan penyimpulan memutar (fallacy of the converse), atau kesalahan menyimpulkan karena mengacaukan syarat perlu dan syarat cukup (confusion of necessity and sufficiency).
  2. Modus tollens (the law of contrapositive, hukum kontrapositif), dalam bentuk pernyataan kondisional sebagai premis mayor (P-->Q), di mana bukan P merupakan anteseden sebagai premis minor untuk menghasilkan pernyataan bukan Q sebagai kesimpulan. Contoh: Jika di pegunungan turun hujan (P), maka sungai akan banir (P-->Q). Di pegunungan tidak turun hujan, karena itu sungai tidak banjir. Aturan pengambilan kesimpulan ini berisiko menghasilkan kesimpulan salah jika yang digunakan sebagai kesimpulan adalah anteseden: Jika John adalah seorang pemuda maka ia berjenis kelamin laki-laki. John bukan seorang pemuda, karena itu ia bukan berjenis kelamin laki-laki. Kesalahan penyimpulan seperti ini disebut kesalahan penyimpulan menolak anteseden (denying antecedent).
  3. Silogisme (syllogism), dalam bentuk dua pernyataan kondisional (P-->Q dan Q-->R) untuk menghasilkan kesimpulan jika P maka R (P-->R). Contoh: Jika di pegunungan turun hujan maka sungai akan banjir (P-->Q). Jika sungai banjir maka akan terjadi korban di hilir (Q-->R). Di pegunungan turun hujan, karena itu terjadi korban di hilir (P-->R). Aturan pengambilan kesimpulan ini berisiko menghasilkan kesimpulan salah jika pernyataan kedua tidak mencakup secara keseluruhan: Semua mahasiswa pintar. John pintar. Karena semua mahasiswa pintar maka John adalah mahasiswa. Kesalahan penyimpulan seperti ini disebut kesalahan bagian tengah tidak terdistribusi (fallacy of undistributed middle). 
Penalaran deduktif secara kurang tepat disebut sebagai kesimpulan khusus ke umum, padahal sebagaimana dijelaskan di atas sebenarnya merupakan penalaran bersyarat, dengan premis sebagai syarat.

Penalaran induktif merupakan penalaran yang didasarkan prinsip bahwa semua yang ada di alam adalah realitas sehingga pengamatan terhadap sebagian realitas dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan terhadap realitas secara keseluruhan.  Realitas keseluruhan dalam penalaran induktif dikenal sebagai populasi, sedangkan sebagian dari realitas yang diamati disebut sampel. Dalam penalaran induktif, kesimpulan berdasarkan sampel dikenakan terhadap populasi atau kesimpulan dari sebagian realitas  diberlakukan terhadap relaitas secara keseluruhan sehingga lazim disebut generalisasi (generalization) atau pengambilan kesimpulan dari khusus ke umum. Penalaran induktif dilakukan dalam bentuk: Sampel Q dari populasi P mempunyai atribut A, karena itu populasi P sangat mungkin mempunyai atribut A. Contoh: Seseorang mengamati 100 pohon dan ternyata semuanya berdaun hujau, karena itu dapat disimpulkan bahwa semua pohon sangat mungkin berdaun hijau. Penalaran indiktif mencakup:
  1. Penalaran generalisasi statistik (statistical generalization), dalam bentuk: Sampel Q yang merupakan bagian acak dari populasi P menunjukkan atribut A maka sangat mungkin P menunjukkan atribut A. Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika sehingga dapat disimpulkanbahwa 80% dari seluruh tanaman jagung di desa tersebut sangat mungkin mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
  2. Penalaran induktif silogisme statistik (inductive statistical syllogism), dalam bentuk: Sampel Q yang merupakan bagian acak dari populasi P menunjukkan atribut A, sedangkan S adalah anggota lain dari populasi P, maka dapat disimpulkan S juga mempunyai atribut A. Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika, sedangkan tanaman jagung di dusun S yang secara kebetulan tidak termasuk sebagai sampel, juga dapat disimpulkan 80% dari jumlah tanaman jagung di dusun tersebut mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
  3. Penalaran induktif prediktif (inductive prediction), dalam bentuk: Sampel Q yang merupakan bagian acak dari populasi P menunjukkan atribut A maka jika kembali dilakukan pengamatan terhadap sampel R yang juga diambil secara acak dari populasi P akan menunjukkan atribut A. Contoh: Dari sejumlah tanaman jagung yang diamati sebagai sampel di suatu desa, 80% ternyata mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika sehingga jika dilakukan pengamatan kembali terhadap sampel yang juga diambil secara acak pada musim tanaman berikutnya maka 80% dari jumlah tanaman jagung di desa tersebut sangat mungkin mengalami kerusakan oleh ulat grayak amerika.
  4. Penalaran induktif analogis (inductive analogy), dalam bentuk Q dan R yang merupakan bagian dari populasi P mempunyai atribut A, sedangkan Q juga mempunyai atribut B sehingga karena Q dan R sama-sama merupakan bagian dari populasi P maka R juga mempunyai atribut B. Contoh: Dari seluruh tanaman jagung di duatu desa diambil dua sampel untuk mengamati kerusakan yang disebabkan oleh ulat grayak. Dari pengamatan terhadap sampel pertama ternyata menimbulkan kehilangan hasil sebesar 30% sehingga tanaman jagung pada sampel kedua yang tidak diamati kehilangan hasilnya juga sangat mungkin mengalami kehilangan hasil sebesar 30%.
  5. Penalaran generalisasi asal-asalan (anecdotal generalization), dalam bentuk: Q yang merupakan satu bagian dari populasi P mempunyai atribut A maka seluruh Q di dalam populasi P juga mempunyai atribut A. Contoh: Tanaman mangga di halaman rumah seseorang berbuah sangat lebat sehingga sangat mungkin seluruh tanaman mangga yang terdapat di desa yang bersangkutan juga berbuah lebat. Penalaran induktif ini menjadi sembarangan karena mangga yang terdapat di halaman rumah satu orang bukan merupakan sampel yang diambil dari seluruh tanaman mangga yang terdapat di desa yang bersangkutan. 
Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi, bukan kesimpulan yang sangat pasti terjadi. Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan terjadi sebaliknya, penalaran induktif perlu didasarkan cara tertentu dalam pengambilan sampel mapun dalam memberikan perlakuan terhadap objek percobaan untuk menjamin bahwa pengamatan dapat dilakukan secara acak sehingga data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial. 

Penalaran abduktif proses argumentasi untuk menghasilkan kesimpulan mengenai suatu realitas berdasarkan pada penjelasan yang paling mungkin dari sejumlah pilihan penjelasan yang tersedia. Oleh karena itu, penalaran abduktif juga dikenal sebagai pengambilan kesimpulan berdasarkan pada penjelasan terbaik (inference to the best explanation). Penalaran abduktif ini ditambahkan sebagai cara penalaran baru oleh filsuf Amerika Charles Sanders Peirce (1839 – 1914), tetapi dengan pengertian yang berbeda daripada pengertian yang digunakan sekarang. Saat ini, penalaran abduktif dimaknai sebagai penalaran abduktif berbasis logika (logic-based abduction) dalam bentuk: Untuk suatu realitas R tersedia sejumlah pengamatan, di antaranya O. Agar pengamatan P dapat digunakan sebagai penjelasan terhadap hasil pengamatan O menurut realitas R maka P perlu memenuhi dua syarat: (1) P merupakan bagian dari R dan tidak sama dengan O dan (2) P harus konsisten sebagai bagian dari R. Contoh: Pada awal abad ke-19, ditemukan bahwa orbit planet Uranus, satu dari 7 planet yang diketahui pada abad itu, mengalami penyimpangan orbit dari orbit (O) yang diprediksi berdasarkan hukum gravitasi universal Newton (R) dengan asumsi bahwa tidak lagi ada planet lain dalam tata surya: Penjelasan atas penyimpangan orbit ini adalah: (1) Teori Newton salah (P1) dan (2) terdapat planet ke-8 yang belum ditemukan (P2). Di antara kedua penjelasan ini, penjelasan yang lebih mungkin adalah penjelasan kedua mengingat penjelasan pertama hampir tidak mungkin terjadi karena sudah didukung dengan bukti-bukti ilmiah yang sangat kuat. Tidak lama kemudian, planet ke-8, Neptunus, benar-benar ditemukan. Dalam hal ini, (1) penjelasan P2 merupakan bagian dari realitas R dan berbeda dari O, dan (2) P2 terbukti kemudian konsisten sebagai bagian dari realitas R.

Proses menalar secara logis dan kritis sebagaimana diuraikan di atas dapat menjadi sarana dalam menerapkan metode ilmiah setelah dituangkan dalam bentuk tulisan. Untuk menulis diperlukan penguasaan menggunakan bahasa sesuai dengan ketentuan tata bahasa yang bersangkutan. Bahasa yang digunakan secara luas dalam penulisan ilmiah adalah Bahasa Inggris, tetapi di Indonesia penulisan ilmiah dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia mengingat selain sebagai bahasa persatuan, Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa resmi. Kedua bahasa ini mempunyai aturan tata bahasa yang sebenarnya mirip, meskipun juga mempunyai perbedaan. Kedua bahasa ini juga mempunyai ragam penggunaan sehari-hari dan ragam penggunaan secara akademik. Ragam penggunaan bahasa secara akademik biasanya menuntut kepatuhan pada tata bahasa. Oleh karena itu, untuk dapat menuangkan metode ilmiah dengan berdasarkan pada penalaran logis dalam bentuk tulisan maka perlu dipelajari penggunaan bahasa ragam penulisan akademik (academic writing), baik itu Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.

Unsur Penelitian
Sebagaimana sudah diuraikan pada bagian awal materi kuliah ini, penelitian terdiri atas unsur dasar berupa konsep (concept) dan proposisi (proposition). Dalam penelitian, konsep merupakan ide atau fenomena abstrak yang dikonstruksi untuk diteliti. Karena konsep bersifat abstrak dan dikonstruksi maka juga disebut abstraksi atau konstruk. Pada pihak lain, proposisi merupakan pernyataan mengenai hubungan antara dua konsep, abstraksi, atau konstruk. Bergantung pada sejauh mana hubungan tersebut telah didukung dengan bukti ilmiah, proposisi dibedakan menjadi:
  • Aksioma (axiom) atau postulat (postulate), merupakan proposisi jika sudah didukung dengan bukti ilmiah yang sangat kuat sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi,
  • Teorema (theorem), merupakan proposisi yang diturunkan melalui proses deduksi dari sejumlah aksioma atau postulat,
  • Teori (theory). merupakan proposisi yang digunakan untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan merangkaikan sejumlah proposisi, tetapi belum seluruh proposisi disertai dengan bukti ilmiah yang kuat.
  • Hipotesis (hypothesis), yaitu proposisi yang dirumuskan berdasarkan proposisi yang dideduksi dari temuan ilmiah yang sudah dipublikasikan tetapi belum mempunyai bukti ilmiah sehingga perlu diuji melalui penelitian, dinyatakan dalam bentuk hubungan dua peubah (variabel).
Proposisi, apapun bentuknya, memerlukan (assumption), yaitu sesuatu yang dianggap benar tanpa memerlukan pembuktian. Asumsi sering tidak dinyatakan secara tersurat karena sudah diketahui secara luas di kalangan ilmiah.

Mengingat hipotesis yang diuji dalam penelitian merupakan turunan dari masalah penelitian maka untuk menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu perlu dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk proposisi yang mengubungkan dua konsep. Dari masalah penelitian dalam bentuk proposisi yang menghubungkan dua konsep tersebut selanjutnya dirumuskan hipotesis. Untuk menguji hipotesis diperlukan data. Untuk memperoleh data perlu ditentukan apa yang akan diamati dan/atau diukur. Untuk menentukan apa yang akan diamati dan/atau diukur maka konsep-konsep yang dihubungkan dalam proposisi masalah penelitian perlu diberi definisi operasional (operational definition). Selanjutnya, berdasarkan definisi operasional tersebut, perlu ditentukan apa yang akan diamati dan/atau diukur. Sesuatu yang diamati dan/atau diukur untuk mewakili konsep yang telah diberi definisi operasional disebut peubah (variabel, variable). Jika rumusan masalah merupakan proposisi mengenai hubungan dua konsep maka hipotesis menjadi proposisi yang menghubungkan dua peubah. Sebagai contoh rumusan masalah adalah serangan ulat grayak amerika di NTT akan menurunkan produktivitas jagung sebesar 30%.

Dalam rumusan masalah di atas, dihubungkan dua konsep, yaitu konsep mengenai serangan ulat grayak dan konsep mengenai hasil jagung. Serangan ulat grayak merupakan konsep yang berkaitan dengan perilaku bagaimana cara ulat grayak merusak merusak tanaman jagung. Konsep serangan ulat grayak ini dapat diukur, misalnya dengan memasang kamera video untuk merekam tahap-tahap yang dilalui ketika ulat grayak merusak tanaman jagung. Namun dalam hal ini, mengukur tingkat kerusakan jauh lebih mudah dilakukan dan secara teoritis lebih menentukan kemampuan tanaman jagung daripada mengukur serangan ulat grayak. Oleh karena itu, serangan ulat grayak diberi definisi operasional sebagai kerusakan yang ditimbulkan oleh ulat grayak amerika pada tanaman jagung dan diukur dengan menggunakan peubah intensitas keruskan tanaman jagung. Pada pihak lain, konsep mengenai hasil jagung dapat diberi definisi operasional sebagai kuantitas hasil jagung yang diperoleh pada saat panen dan diukur dengan menggunakan peubah berat hasil jagung pada saat panen. 

Sebagaimana halnya konsep, peubah juga perlu diberi definisi operasional sehingga pengamatan dan/atau pengukurannya dapat dilakukan. Pada contoh intensitas kerusakan tanaman jagung diberi definisi operasional mengenai cara menentukan tanaman jagung yang akan diukur intensitas kerusakannya dan cara untuk melakukan pengukuran intensitast kerusakan serta satuan intensitas kerusakan yang digunakan. Misalnya kerusakan tanaman jagung didefinisikan sebagai kerusakan yang terjadi pada tanaman jagung diambil secara acak untuk diamati kerusakannya secara visual dan hasilnya dinyatakan dalam satuan persen. Pada contoh berat hasil panen jagung sebagai peubah lainnya, dapat didefinisikan sebagai berat hasil biji jagung yang dipanen dari ubinan berukuran 5 m x 5 m yang diletakkan secara acak sebanyak minimal 5 ubinan per hektar luas tanam jagung (bukan luas panen). Berdasarkan pada definisi operasional kedua peubah tersebut selanjutnya dilakukan pengumpulan data untuk selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial tertentu untuk menguji hipotesis. Sebagai contoh hipotesis yang akan diuji dari rumusan masalah di atas adalah hipotesis 0 (H0) bahwa serangan ulat grayak menurunkan produksi jagung sebesar 30% dan hipotesis alternatif (Ha) yang dapat dipilih dari dua kemungkinan: (1) menurunjan hasil tidak sama dengan 30% atau (2) menurunkan hasil kurang atau lebih dari 30%.

Sebelum melakukan pengujian, perlu ditentukan bagaimana cara mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Untuk menentukan cara pengumpulan data, perlu dipahami sifat hubungan antara kedua konsep dalam proposisi yang akan diuji sebagai hipotesis, apakah merupakan hubungan asosiatif atau hubungan sebab-akibat. Pengujian hubungan asosiatif dilakukan dengan asumsi bahwa penurunan hasil jagung sebesar 30% juga terjadi karena faktor lain, tetapi kontribusinya lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi serangan belalang kembara. Pengujian hubungan sebab-akibat dilakukan dengan asumsi bahwa satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap kehilangan hasil sebesar 30% adalah serangan belalang kembara, sedangkan semua faktor di luar serangan belalang kembara dalam keadaan homogen. Pada hipotesis mengenai hubungan asosiatif, pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan analisis data dilakukan untuk menentukan bentuk hubungan yang terjadi. Pada hipotesis mengenai hubungan sebab-akibat, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental berdasarkan pada rancangan percobaan tertentu untuk memastikan bahwa semua faktor di luar serangan belalang kembara ada dalam keadaan homogen.

Bagaimana jika serangan belalang kembara pada tanaman jagung diteliti secara kualitatif? Jika demikian, tentu saja masalah penelitian tidak perlu dijabarkan ke dalam hipotesis. Konsep yang dihubungkan sebagai masalah penelitian kualitatif mengenai serangan ulat grayak amerika tentu saja berbeda, misalnya konsep mengenai pandangan petani terhadap ulat grayak amerika dan penderitaan yang ditimbulkannya terhadap petani. Kedua konsep ini masing-masing perlu diterjemahkan ke dalam sejumlah pertanyaan penelitian untuk mengumpulkan data kualitatif melalui wawancara mendalam dengan sejumlah petani yang memang menderita sebagai akibat dari terjadinya serangan ulat grayak amerika tersebut.

2.2.1.2. Membaca Pustaka
Untuk mendalami materi kuliah, silahkan mengunduh dan membaca buku dari halaman Pustaka. Khusus untuk mendalami materi kuliah 1.2 ini, silahkan baca pustaka sebagai berikut:
Untuk memperoleh pustaka selengkapnya, silahkan klik halaman Pustaka Kuliah dan pilih pustaka dari halaman tersebut untuk diunduh.

2.2.1.3. Kuiz Melaksanakan Kuliah
Setelah membaca materi kuliah ini dan materi kuliah 2.1 serta mengunduh dan membaca pustaka luliah, setiap mahasiswa wajib mengerjakan quiz secara mandiri dengan mengklik tautan sebagai berikut:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuiz paling lambat pada Minggu, 24 September 2023 pukul 24.00 WITA
  2. Memeriksa untuk Memastikan bahwa Lembar Jawaban Kuiz sudah masuk
Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.

2.2.2. TUGAS KULIAH

2.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang sudah tahu bahwa ternyata pengetahuan terdiri atas beberapa macam ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Minggu, 24 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan/atau Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apakah memperoleh pengetahuan dengan menggunakan pendekatan ilmiah mempunyai kelebihan dan kelemahan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Minggu, 24 September 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.2.2.3. Mengerjakan dan Melaporkan Projek Kuliah
Sebelum mengerjakan tugas projek kuliah, silahkan terlebih dahulu memastikan sudah memasang program aplikasi Zotero pada komputer dan Zotero Connector pada program aplikasi peramban yang Anda gunakan. Selanjutnya silahkan unduh, pelajari, dan berlatih merekam data kepustakaan dengan menggunakan Zotero Connector lalu merujuk pustaka dan membuat daftar pustaka secara otomatis dengan menggunakan add-in Zotero yang ditambahkan ke program aplikasi pengolah kata Word, dengan menggunakan panduan berikut ini:
Selain mengunduh panduan mengguinakan program aplikasi Zotero dan Zotero Connector, silahkan juga mengunduh panduan lain yang akan bermanfaat dalam penyusunan proposal atau skripsi:
Untuk mempersiapkan mengerjakan projek menyusun proposal penelitian yang harus dikerjakan oleh setiap mahasiswa, silahkan melakukan sebagai berikut:
  1. Lakukan pencarian pustaka menggunakan layanan Google Search dan Google Scholar untuk mencari pustaka yang diperlukan untuk menyusun latar belakang dan menyusun pembatasan masalah sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat dalam bentuk pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian.
  2. Dari masalah penelitian yang sudah dirumuskan dan pustaka yang sudah direkam dengan menggunakan Zotero Connector, tulis maksimum tiga paragraf latar belakang masalah dan dua paragraf pembatasan masalah disertai dengan pustaka yang dirujuk dengan menggunakan add-in Zotero yang telah terpasang pada program aplikasi Word. 
  3. Periksa kembali rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya dan jika diperlukan lakukan perbaikan menjadi sebuah proposisi yang menghubungkan dua konsep,
  4. Berdasarkan pada dua konsep yang sudah dihubungkan sebagai rumusan masalah, sebutkan konsep pertama dalam rumusan masalah disertai dengan definisi operasionalnya sebagai dasar untuk menentukan apa yang akan diamati dan/atau diukur sebagai peubah peubah penelitian.
  5. Berdasarkan pada dua konsep yang sudah dihubungkan sebagai rumusan masalah, sebutkan konsep kedua dalam rumusan masalah disertai dengan definisi operasionalnya sebagai dasar untuk menentukan apa yang akan diamati dan/atau diukur sebagai peubah peubah penelitian.
Silahkan menggunakan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan 1-3 untuk mengerjakan Laporan Projek Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Minggu, 24 September 2023 pukul 24.00 WITA

2.2.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH

Sebagai pertanggunjawaban adominsitasi bahwa kuliah sudah dilaksanakan, silahkan menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan mengerjakan projek kuliah sebagai berikut:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, 19 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa untuk memastikan daftar hadir sudah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas paling lambat pada Minggu, 24 September 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah memasukkan, silahkan periksa untuk memastikan laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

***********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan pertama kali pada 4 September 2022, belum pernah diperbarui.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
 

70 komentar:

  1. Pada materi 2.2 dikatakan bahwa "Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi, bukan kesimpulan yang sangat pasti terjadi. Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan terjadi sebaliknya, penalaran induktif perlu didasarkan cara tertentu dalam pengambilan sampel mapun dalam memberikan perlakuan terhadap objek percobaan untuk menjamin bahwa pengamatan dapat dilakukan secara acak sehingga data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial". Mohon menjelaskan cara tertentu apa yang dipakai dalam pengambilan sampel mapun dalam memberikan perlakuan terhadap objek percobaan pada penalaran induktif!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cara pengambilan sampel dan perlakuan terhadap percobaan tertentu itu tergantung apa yang diteliti atau apa yang akan diuji atau dianalisa. misalnya dalam pengujian tanah dalam artian uji karakteristik atau kandungan unsur hara dalam tanah jenis tertentu, cara pengambilan sampelnya itu tentunya digali tanah sedalam misalnya 1 meter, lalu ambil tanahnya kira kira 1kg dengan menggunakan sekop pada kedalaman tsbt dan hal2 yang harus dihindari dalam pengambilan sampel tersebut misalnya tidak boleh diambil dari selokan atau bibir teras dan tanah harus bersih dari rumput2 serta alat yang digunakan harus bersih dari karatan. Perlakuan pada sampel misalnya sampel yang telah diambil kemudian diisi pada kantong plastik yang agak tebal agar terhindar pengaruh dari faktor luar dan diberi label.

      Sekian dari saya, mohon untuk dikoreksi apabila ada kesalahan

      Hapus
  2. 12.Pada hipotesis mengenai hubungan asosiatif mengenai pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dan analisis data. Sedangkan pada hipotesis mengenai hubungan sebab - akibat, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental.
    Pertanyaan saya pada penelitian hipotesis ada dua metode penelitian yaitu: metode survei, analisis data dan metode eksperimental, apakah didalam kedua metode penelitian tersebut ada perbedaan jelaskan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya ada perbedaannya.
      Dimana pada Metode Eksperimental,Peneliti mengadakan manipulasi terhadap variabel yang di teliti sedangkan pada Metode Survey Variabel yang diteliti berada dalam keadaan sebagaimananya.
      Pada Metode Eksperimental objek penelitian diatur terlebih dahulu untuk diadakan perlakuan sedangkan pada Metode survey sifatnya adalah ex post facto.

      Hapus
  3. Apakah cara pengambilan sampel dan cara perlakuan terhadap objek percobaan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kesimpulan hasil percobaan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya,cara pengambilan sampel dan cara perlakuan terhadap objek percobaan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kesimpulan hasil percobaan.Karena sampel yang merupakan bagian dari objek yang diamati menjadi peran utama dalam melakukan penelitian.Jika pengambilan sampel atau perlakuan objek terdapat kekeliruan tidak menutup kemungkinan,kesimpulan juga akan menyimpang.Sehingga dalam melakukan penelitian,perlu memahami cara pengambilan sampel dan perlakuan objek percobaan yang tepat.

      Hapus
    2. menurut saya cara pengambilan sampel dan cara perlakuan terhadap objek percobaan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kesimpulan hasil percobaan karena sampel yang di ambil adalah sebgain kecil dari objek percobaan yang ingin kita teliti sehingga pemberian perlakukan yang tepat pada sampel yang ada akan memberikan hasil percobaan yang baik.

      Hapus
    3. Ya, cara pengambilan sampel dan perlakuan terhadap objek percobaan dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesimpulan hasil percobaan. Kedua faktor ini adalah bagian penting dari desain eksperimen dan metodologi penelitian, dan perbedaan dalam pendekatan mereka dapat menghasilkan hasil yang berbeda. Berikut adalah cara mereka dapat mempengaruhi hasil percobaan:

      1. **Pengambilan Sampel (Sampling):**
      - **Representasi Populasi:** Cara Anda memilih sampel dari populasi target akan memengaruhi sejauh mana sampel tersebut mewakili populasi secara keseluruhan. Jika sampel tidak representatif, hasil eksperimen mungkin tidak dapat diberlakukan secara umum untuk populasi yang lebih besar.

      - **Bias Sampel:** Jika ada bias dalam cara sampel dipilih, ini dapat menyebabkan hasil yang tidak akurat atau bias. Contohnya, jika Anda hanya memilih sampel dari satu kelompok tertentu dalam populasi, Anda mungkin akan mengabaikan variasi yang ada di kelompok lain.

      - **Ukuran Sampel:** Ukuran sampel juga dapat berdampak. Sampel yang terlalu kecil mungkin tidak memberikan hasil yang cukup kuat untuk membuat kesimpulan yang valid.

      2. **Perlakuan Terhadap Objek Percobaan (Experimental Treatment):**
      - **Konsistensi Perlakuan:** Cara perlakuan diberikan kepada objek percobaan perlu konsisten agar hasil dapat diandalkan. Perubahan dalam cara perlakuan dapat menghasilkan hasil yang berbeda.

      - **Variabel Kontrol:** Penting untuk mengendalikan variabel-variabel lain selain variabel yang sedang Anda uji. Jika Anda tidak mengontrol variabel-variabel tersebut, Anda mungkin mendapatkan hasil yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak Anda perhitungkan.

      - **Blind dan Double-Blind Trials:** Penggunaan metode blind (peneliti tidak tahu perlakuan apa yang diberikan kepada subjek) atau double-blind (peneliti dan subjek tidak tahu perlakuan) penting dalam menghindari bias yang disebabkan oleh pengetahuan atau harapan subjek atau peneliti terkait perlakuan.

      Kesalahan dalam pengambilan sampel atau perlakuan dapat mengarah pada hasil yang tidak valid, tidak dapat diandalkan, atau bahkan bias. Oleh karena itu, sangat penting untuk merancang eksperimen dengan hati-hati, mengikuti prosedur yang konsisten, dan mencatat dengan akurat semua detail pengambilan sampel dan perlakuan yang dilakukan. Selain itu, penggunaan statistik dan analisis data yang tepat juga penting untuk memvalidasi hasil percobaan Anda.

      Hapus
  4. Mohon menjelaskan apa yang dimaksud dengan premis mayor dan premis minor?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang dimaksud dengan premis major adalah keterangan atau hasil pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis besar. Sedangkan yang dimaksud dengan premis minor merupakan keterangan atau pernyataan khusus dari suatu pemikiran.

      Hapus
    2. Premis major merupakan keterangan atau hasil pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis besar. Hasil pernyataan dari premis major sering dijadikan grand theory. Kedua, premis minor merupakan keterangan atau pernyataan khusus dari suatu pemikiran

      Hapus
    3. premis major merupakan keterangan atau hasil pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis besar.Premis minor merupakan keterangan atau pernyataan khusus dari suatu pemikiran.

      Hapus
    4. premis major merupakan keterangan atau hasil pemikiran yang berupa pernyataan secara umum dan garis besar. Hasil pernyataan dari premis major sering dijadikan grand theory. Kedua, premis minor merupakan keterangan atau pernyataan khusus dari suatu pemikiran.

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Mohon Menjelaskan Mengapa Realitas Keseluruan disebut sebagai Populasi sedangkan Sebagian dari Realitas yang diamati disebut sebagai Sampel?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Priska Irawan Rindu(2004060068) Saya coba menjawab pertanyaan dari teman selviana karena populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi tersebut. Dalam terminologi penelitian Populasi dapat dijelaskan sebagai sekelompok individu, lembaga, objek dan lain sebagainya yang memiliki kesamaan karakteristik yang menjadi kepentingan seorang peneliti. Perbedaan Populasi dan Sampel harus dipahami secara jelas agar tidak salah saat para peneliti melakukan penelitian. Pengertian Sampel dan Sampel Menurut Para Ahli Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti” (Djarwanto, 1994:43).
      Sugiyono (2008: 118), Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi.
      Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
      Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan mendapatkan kesimpulan yang nantinya diberlakukan untuk Populasi. Oleh karena itu sampel yang didapatkan dari Populasi memang harus benar-benar representatif (mewakili).
      Arikunto (2006: 131), Sampel adalah sebagian atau sebagai wakil populasi yang akan diteliti. Jika penelitian yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian sampel.
      Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85), Sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat dijangkau serta memiliki sifat yang sama dengan populasi yang diambil sampelnya tersebut.
      Populasi itu seperti sebuah organisme, sedangkan sampel adalah organ. Sampel adalah bagian yang tidak terpisahkan dari populasi. Dan sampel dalam hal ini haruslah dapat mewakili karakteristik dari keseluruhan populasi.
      Dengan kata lain Populasi dan Sampel merupakan dua hal yang saling terkait dan tidak terpisahkan. Melalui sampel ini seseorang dapat mengetahui karakter dari sejumlah subjek pada satu tempat tertentu. Misalnya ketika ingin meneliti karakter 100 orang dalam belajar, maka peneliti cukup mengambil sejumlah sampel dari 100 orang tadi untuk diteliti. Sehingga melalui sampel yang diambil akan diketahui karakter dari 100 orang tersebut.Bila peneliti bermaksud meneliti hanya sebagian dari populasi saja (sampel), pertanyaan yang selalu muncul adalah berapa jumlah sampel yang memenuhi syarat. Ada hukum statistik dalam menentukan jumlah sampel, yaitu semakin besar jumlah sampel semakin menggambarkan keadaan populasi.
      Mohon maaf bila ada kekurangan dalam jawaban.

      Hapus
    2. Karena populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh seorang peneliti sedangkan sampel merupakan gambaran subjek yang akan di teliti ( mewakili populasi sebenarnya ).
      Contohnya :
      Kalau kamu mau meneliti hutan, maka populasinya adalah semua bagian hutan tersebut. Sedangkan sampel hanya sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh hutan.

      Hapus
  7. Mohon dijelaskan mengapa dalam pe alaran induktif, kesimpulan yang diambil itu kesimpulan yang realitas atau sangat mungkin terjadi ,bukan diambil kesimpulan yang sangat pasti terjadi ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, hal ini terjadi karena penalaran induktif merupakan bentuk penalaran pendugaan kondisi atau fenomena yang akan terjadi pada sampel berdasarkan fenomena atau kondisi yang terjadi pada sampel lainnya tanpa membutuhkan analisis dan penjelasan tambahan sehingga kesimpulan yang dihasilkan adalah kesimpulan yang sangat mungkin terjadi karena tidak ada informasi atau data yang memastikannya secara akurat.

      Mohon dikoreksi apabila terdapat kesalahan

      Hapus
    2. Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang diambil cenderung bersifat probabilitas atau sangat mungkin terjadi daripada kesimpulan yang sangat pasti. Hal ini terkait dengan karakteristik mendasar dari penalaran induktif, yang berbeda dari penalaran deduktif.

      Penalaran induktif melibatkan pengamatan data atau informasi yang ada untuk mencapai kesimpulan yang lebih umum atau menyatakan pola yang mungkin terjadi berdasarkan data tersebut. Dalam proses ini, kita mengumpulkan bukti atau informasi tertentu, dan dari bukti-bukti itu, kita mencoba untuk mencapai kesimpulan yang lebih luas atau generalisasi.

      Namun, karena penalaran induktif bergantung pada data yang terbatas yang telah diamati, kesimpulan yang dihasilkan tidak selalu dapat dianggap sebagai kebenaran mutlak atau pasti. Sebaliknya, kesimpulan tersebut bersifat probabilistik atau berdasarkan probabilitas. Ini karena ada kemungkinan bahwa data tambahan yang belum diamati atau perubahan dalam situasi yang ada dapat mengubah kesimpulan tersebut.

      Hapus
  8. Baik saya ingin Bertanya Apakah ada Teknik-teknik tertentu dalam pengambilan sampel dalam suatu penelitan?
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam pengambilan sampel dalam suatu penelitian ada dua teknik penelitian yaitu: Sampe Probabilitas dan Sampel Non Probabilitas

      Sampe Probabilitas Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari suatu populasi, dimana setiap sampel dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel uji penelitian.

      Sampel Non Probabilitas berbeda dengan sampel probabilitas, sampel non probabilitas atau non probability sampling dapat diartikan sebagai metode pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang sama pada setiap anggota populasi.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Ya ada teknik dalam pengambilan sampel yaitu :
      1. Probability Sampling ( Secara Acak Sample )
      2. Non-Probability Sampling ( Non-Random Sample )

      Hapus
  9. Mohon dijelaskan, dari lima bentuk penalaran ( Penalaran generalisasi statistik (statistical generalization),Penalaran induktif silogisme statistik (inductive statistical syllogism), Penalaran induktif prediktif (inductive prediction), Penalaran induktif analogis (inductive analogy) Penalaran generalisasi asal-asalan (anecdotal generalization), bentuk penalaran apa yang paling sering digunakan dalam penelitian sekarang ini dan alasannya, dan dari lima penalaran tersebut apakah semuanya diterapkan sekaligus dalam penelitian ( kualitatif maupun kuantitatif) atau secara terspesifik untuk satu jenis penelitian saja.

    BalasHapus
  10. Apakah Sarana dan Unsur Penelitian itu penting? Mengapa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut pendapat saya sarana dan unsur penelitian itu penting. Salah satu unsur penelitian yang terpenting yaitu "konsep" yang merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial dan fenomena alam. Selain konsep,terdapat juga "proposisi" juga penting karena dijadikan pernyataan statement tentang sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya misalkan hipotesis merupakan bagian dari proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris.
      Sekian dari saya, mohon untuk dikoreksi apabila ada kesalahan

      Hapus
    2. Menurut saya Serana dan unsur penelitian itu penting karena penelitian merupat serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan untuk memperoleh informasi atau data yang akan di butuhkan sebelum melakukan suatu riset atau suatu eksperimen tertentu. Penelitian terdiri dari penelitian yang bersifat ilmiah dan non ilmiah.

      Hapus
  11. Dalam penelitian, suatu konsep dihubungkan dengan konsep lain menjadi sebuah proposisi.pertanyaanya apa itu proposisi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. proposisi adalah asosiasi antara konstruksi abstrak, mereka tidak dapat diuji secara langsung. Sebaliknya, mereka diuji secara tidak langsung dengan memeriksa hubungan antara ukuran yang sesuai (variabel) dari konstruksi tersebut. Proposisi ditentukan dalam bidang teoretis, sedangkan hipotesis ditentukan dalam bidang empiris.

      Hapus
    2. proposisi adalah suatu pernyataan yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan perbedaan atau
      hubungan antara beberapa konsep
      Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua variabel (konsep yang telah mempunyai variasi nilai atau sifat atau atribut).

      Hapus
    3. Proposisi adalah istilah yang digunakan untuk kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Hal ini berarti suatu kalimat harus dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya. Singkatnya, proposisi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar atau

      Hapus
  12. Proposisi, apapun bentuknya, memerlukan (assumption), yaitu sesuatu yang dianggap benar tanpa memerlukan pembuktian.
    Pertanyaan :
    Apa yang membuat assumption dianggap benar tanpa adanya pembuktian?

    BalasHapus
  13. Penalaran pada awalnya dibedakan menjadi penalaran logis (logical reasoning) dan penalaran intuitif (intuitive reasoning). Penalaran logis dilakukan secara deduktif (deductive reasoning) dan inductif (inductive reasoning), tetapi kemudian ditambah dengan penalaran abduktif (abductive reasoning), semuanya dilakukan dengan cara berpikir kritis (critical thinking). Mohon dijelaskan mengapa hanya penalaran logis yang dipakai dalam penelitian?

    BalasHapus
  14. Mengapa dari masalah penelitian dalam bentuk proposisi harus menghubungkan dua konsep?

    BalasHapus
  15. bagaimana cara membuat kesimpulan yang paling sesuai atau yang paling sempurna mengenai hasil-hasil percobaan yang dilakukan (hasil percobaan apapun)?

    BalasHapus
  16. Mengapa penalaran induktif merupakan penalaran yang didasarkan prinsip bahwa semua yang ada di alam adalah realitas sehingga pengamatan terhadap sebagian realitas dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan terhadap realitas secara keseluruhan. Apakh benar ? Tolong jelaskan

    BalasHapus
  17. Mohon jelaskan di situasi yang bagaimana dalam penelitian ilmiah kita bisa mengunakan penelaran generalisasi asal-salan

    BalasHapus
  18. Bagaimana hubungan antara perumusan masalah hipotesis tujuan penelitian analisis dan kesimpulan?
    Mohon maaf terlambat memasukan komentar, komentarnya sudah terdahulu disampaikan di google form

    BalasHapus
  19. Dari masalah penelitian yang sudah dirumuskan, bagaimna untuk menentukan dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proposisi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk membuat proposisi yang lebih singkat dari masalah penelitian, langkah-langkahnya yaitu :

      1. Identifikasi Dua Konsep: Temukan dua konsep utama yang relevan dengan masalah penelitian.

      2. Tentukan Hubungan: Jelaskan hubungan antara dua konsep tersebut dalam satu kalimat.

      Hapus


  20. Apakah setiap langkah dalam metode ilmiah harus di lakukan secara urut. Bagaimana jika seorang tidak melakukan salah satu dari langkah itu?

    BalasHapus
  21. Mengapa dari masalah penelitian dalam bentuk proposisi harus menghubungkan dua konsep?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membangun Kerangka Teoritis: Menghubungkan dua konsep dalam proposisi membantu membangun kerangka teoritis yang kuat. Kerangka teoritis adalah dasar teoritis yang mendukung penelitian dan membantu peneliti memahami bagaimana dua konsep terkait dan dapat memengaruhi satu sama lain.

      Menyusun Hipotesis: Proposisi yang menghubungkan dua konsep dapat digunakan sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis penelitian. Hipotesis adalah pernyataan yang diajukan untuk diuji dalam penelitian dan mencerminkan hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau konsep.

      Hapus
  22. kesimpulan seperti apa yang dihasilkan dalam penalaran induktif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam penalaran induktif, kesimpulan yang dihasilkan merupakan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi, bukan kesimpulan yang sangat pasti terjadi. Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan terjadi sebaliknya, penalaran induktif perlu didasarkan cara tertentu dalam pengambilan sampel mapun dalam memberikan perlakuan terhadap objek percobaan untuk menjamin bahwa pengamatan dapat dilakukan secara acak sehingga data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik inferensial.

      Hapus
  23. Apa perbedaan antara pengujian hipotesis dengan hubungan asosiatif dan sebab akibat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan utama pengujian hipotesis dengan hubungan asosiatif adalah bahwa pengujian hipotesis yaitu teknik statistik untuk menguji perbedaan atau hubungan, sedangkan hubungan asosiatif hanya mengukur hubungan statistik tanpa menyiratkan sebab-akibat, sementara sebab akibat fokus pada menjelaskan hubungan sebab dan akibat antara variabel.

      Hapus
  24. Bagaimana konsep dalam melakukan rumusan masalah penelitian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumusan masalah penelitian adalah langkah awal dan kunci dalam merancang sebuah penelitian. Dengan merumuskan masalah penelitian yang jelas dan tepat, Anda dapat memandu seluruh proses penelitian Anda. Berikut adalah beberapa konsep utama dalam melakukan rumusan masalah penelitian:

      Relevansi dan Kepentingan: Pastikan bahwa masalah yang Anda pilih untuk diteliti memiliki relevansi dan kepentingan dalam bidang yang Anda pelajari atau dalam konteks yang lebih luas. Pertimbangkan apakah penelitian Anda dapat memberikan kontribusi yang berarti atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang penting.

      Spesifik dan Terfokus: Rumusan masalah harus spesifik dan terfokus. Hindari rumusan masalah yang terlalu umum atau ambigu. Pastikan bahwa masalah tersebut dapat diuraikan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab dengan jelas.

      Jelas dan Terukur: Rumusan masalah harus jelas dan memungkinkan pengukuran atau pengamatan yang konkret. Ini akan memudahkan Anda dalam mengumpulkan data yang relevan dan menganalisis hasil penelitian.

      Keterbatasan Penelitian: Seiring dengan rumusan masalah, sebaiknya Anda juga menyertakan keterbatasan-keterbatasan penelitian. Identifikasi batasan-batasan yang mungkin memengaruhi penelitian Anda, seperti keterbatasan sumber daya, waktu, atau akses.

      Hubungan dengan Literatur: Pastikan untuk menjelaskan hubungan rumusan masalah Anda dengan penelitian sebelumnya dalam bidang yang sama. Tunjukkan apa yang sudah diketahui dan apa yang masih belum diketahui tentang masalah tersebut.

      Tujuan Penelitian: Jelaskan tujuan penelitian Anda yang ingin dicapai melalui penelitian ini. Apakah Anda ingin menjelaskan, menjelaskan, menguji hipotesis, atau mengembangkan teori baru?

      Relevansi Sosial atau Praktis: Pertimbangkan apakah penelitian Anda memiliki relevansi sosial atau praktis. Bagaimana hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari atau dalam konteks tertentu?

      Pendekatan Metodologi: Rumusan masalah juga harus mencerminkan pendekatan metodologi yang akan Anda gunakan dalam penelitian. Ini mencakup jenis data yang akan Anda kumpulkan, metode analisis yang akan digunakan, dan strategi penelitian yang sesuai.

      Pertimbangan Etis: Pastikan bahwa rumusan masalah Anda mempertimbangkan aspek etis penelitian, terutama jika penelitian melibatkan subjek manusia atau data yang sensitif.

      Pengujian dan Revisi: Rumusan masalah seringkali perlu diuji dan direvisi sebelum menjadi final. Diskusikan dengan rekan sejawat atau pembimbing Anda untuk mendapatkan masukan dan saran.

      Hapus
  25. mengapa pada pihak lain, proposisi merupakan pernyataan mengenai hubungan antara dua konsep, abstraksi, atau konstruk. Bergantung pada sejauh mana hubungan tersebut telah didukung dengan bukti ilmiah, proposisi dibedakan menjadi:

    BalasHapus
  26. Metode ilmiah adalah suatu metode yang digunakan dalam melakukan penelitian Jelaskan secara ringkas langkah-langkah operasional metode ilmiah dimaksud?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. Metode ilmiah melibatkan langkah-langkah seperti observasi, perumusan hipotesis, perancangan eksperimen, pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

      Hapus
  27. Bagaimana cara memastikan bahwa referensi yang digunakan adalah sumber-sumber terpercaya dan terkini dalam bidang penelitian?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Untuk memastikan bahwa referensi yang kita gunakan dalam penelitian adalah sumber-sumber terpercaya dan terkini, kita dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
      Periksa Sumber yang Terbit di Jurnal Ilmiah: Jurnal ilmiah seringkali merupakan sumber terpercaya. Pastikan referensi kita berasal dari jurnal yang memiliki proses peer review yang ketat.
      Tinjau Riwayat Penulis: Cari tahu latar belakang penulis, kredibilitasnya dalam bidang tersebut, dan pengalaman mereka.
      Cek Tanggal Publikasi: Pastikan referensi kita adalah yang terbaru dalam bidang penelitian. Sumber yang lebih baru cenderung lebih relevan.
      Periksa Publikasi dari Institusi Terkemuka: Sumber-sumber dari institusi terkemuka, seperti universitas atau lembaga penelitian ternama, cenderung lebih dapat dipercaya.
      Gunakan Basis Data dan Sumber Terpercaya: Gunakan basis data seperti PubMed, Google Scholar, atau library universitas kita untuk mencari sumber-sumber terpercaya.
      Perhatikan Citasi: Lihat berapa kali referensi tersebut dikutip oleh penelitian lain. Jika sering dikutip, itu bisa menjadi indikasi bahwa sumber tersebut memiliki pengaruh dalam bidangnya.
      Pertimbangkan Konsistensi Informasi: Pastikan informasi yang kita temukan konsisten dengan penelitian-penelitian lain dalam bidang yang sama.
      Hindari Sumber yang Tidak Jelas atau Tidak Terbukti: Waspadai sumber yang tidak memiliki akreditasi yang jelas atau terdengar tidak meyakinkan.
      Konsultasikan dengan Ahli: Jika tidak yakin tentang kepercayaan suatu sumber, konsultasikan dengan ahli atau dosen kita.
      Gunakan Referensi dari Buku Tekstual: Buku teks yang ditulis oleh ahli dalam bidang tersebut juga seringkali merupakan sumber yang baik.

      Hapus
  28. Jelaskan pada saat yang bagaimana dalam penelitian ilmiah kita bisa mengunakan penelaran generalisasi asal-salan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penarikan generalisasi asal-salan (causal inference) dalam penelitian ilmiah biasanya digunakan saat peneliti ingin menyelidiki hubungan sebab-akibat atau mengidentifikasi efek kausal antara dua atau lebih variabel. Untuk melakukan penarikan generalisasi asal-salan, beberapa kondisi dan metode yang khusus harus dipertimbangkan:

      1. **Desain Eksperimen**: Penarikan generalisasi asal-salan seringkali terjadi dalam desain eksperimen. Dalam eksperimen, peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen. Ini memungkinkan mereka untuk menarik kesimpulan sebab-akibat. Misalnya, dalam uji klinis, sekelompok pasien menerima obat (variabel independen) sementara kelompok lain menerima plasebo, dan perubahan kesehatan mereka (variabel dependen) diamati.

      2. **Randomisasi**: Randomisasi adalah metode penting untuk menghindari bias dalam penarikan generalisasi asal-salan. Dalam eksperimen, randomisasi berarti secara acak mengalokasikan subjek ke dalam kelompok perlakuan (yang menerima variabel independen) atau kelompok kontrol (yang tidak menerima variabel independen). Ini membantu memastikan bahwa karakteristik subjek di kedua kelompok tidak memengaruhi hasil.

      3. **Kontrol Variabel Lain**: Agar penarikan generalisasi asal-salan bisa dilakukan dengan benar, peneliti harus mengontrol variabel-variabel lain yang dapat memengaruhi hasil. Ini sering dilakukan dengan mendesain eksperimen sedemikian rupa sehingga variabel-variabel tersebut tidak menjadi masalah, atau dengan melakukan analisis statistik yang memperhitungkan efek variabel-variabel kontrol tersebut.

      4. **Pengukuran yang Akurat**: Pengukuran yang akurat dari variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian adalah kunci. Ini memastikan bahwa perubahan dalam variabel independen dapat dengan tepat dihubungkan dengan perubahan dalam variabel dependen.

      5. **Penggunaan Statistik Kausal**: Dalam analisis data, metode statistik yang dirancang khusus untuk penarikan generalisasi asal-salan sering digunakan. Ini termasuk analisis regresi kausal, eksperimen pemetaan ke acak (randomized controlled trials), dan metode-metode lain yang dapat membantu menentukan hubungan sebab-akibat.

      Jadi, dalam penelitian ilmiah, penarikan generalisasi asal-salan bisa digunakan ketika peneliti telah merancang eksperimen dengan cermat, mengontrol variabel-variabel yang mungkin memengaruhi hasil, menggunakan randomisasi, dan mengumpulkan data yang akurat untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel tertentu. Hal ini memungkinkan peneliti untuk membuat klaim tentang efek kausal dalam konteks penelitian mereka.

      Hapus
  29. Penting untuk diingat bahwa penarikan generalisasi asal-salan tidak selalu dapat menentukan sebab-akibat dengan pasti, terutama dalam penelitian observasional di mana variabel-variabel tidak dapat diubah oleh peneliti. Oleh karena itu, penarikan generalisasi asal-salan harus dilakukan dengan hati-hati, dan hasilnya harus diinterpretasikan dengan akurat sesuai dengan batasan-batasan metode penelitian yang digunakan.

    BalasHapus
  30. Bagaimana teorema dalam penelitian diturunkan dari aksioma atau postulat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teorema adalah proposisi yang diturunkan melalui proses deduksi dari sejumlah aksioma atau postulat dalam penelitian.

      Hapus
  31. Apa peran pengamatan dan pengumpulan data dalam metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengamatan adalah proses mengamati fenomena, sedangkan pengumpulan data adalah langkah mengumpulkan bukti atau informasi relevan. Pengamatan membantu mengidentifikasi apa yang perlu diamati, sementara pengumpulan data menghasilkan bukti yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Kedua aspek ini penting untuk mendukung penelitian ilmiah yang valid dan berdasarkan bukti.

      Hapus
  32. Mohon memberikan contok kalimat yang berisi sarana dan unsur dalam melakukan penelitian beserta bagian-bagiannya.

    BalasHapus
  33. Apa yang dimaksud dengan penalaran induktif dalam bentuk prediktif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penalaran induktif dalam bentuk prediktif adalah proses mengambil kesimpulan bahwa jika suatu sampel dari populasi menunjukkan atribut A, maka jika pengamatan dilakukan kembali terhadap sampel lain yang diambil secara acak dari populasi yang sama, sangat mungkin atribut A juga akan muncul. Ini digunakan untuk membuat prediksi tentang apa yang mungkin terjadi pada populasi yang lebih besar berdasarkan pengamatan sampel yang diambil.

      Hapus
  34. Apa perbedaan antara penalaran deduktif dan penalaran induktif dalam metode ilmiah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Penalaran deduktif adalah proses menghasilkan kesimpulan berdasarkan pada premis yang sudah diketahui benar atau salah, sedangkan penalaran induktif adalah proses menghasilkan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi berdasarkan pengamatan sampel dari populasi yang lebih besar. Penalaran deduktif menghasilkan kesimpulan yang pasti, sementara penalaran induktif menghasilkan kesimpulan yang sangat mungkin terjadi tetapi tidak pasti.

      Hapus